Kuliah Tatap Muka Di UPGRIS Didukung Percepatan Vaksinasi

Kuliah Pertemuan Tatap Muka (PTM) yang sudah mulai digelar di Universitas PGRI Semarang sejak awal September 2021 lalu akan terus dipantau untuk evaluasi pelaksanaan PTM selanjutnya. Dari hasil evaluasi tersebut kemudian akan diambil langkah selanjutnya apakah akan terus ditingkatkan volume mahasiswa yang hadir dan durasinya perlu ditambah atau tidak.

Hal ini diungkapkan Rektor Universitas PGRI Semarang Dr Muhdi usai membuka Pembukaan Pekan Orientasi Mahasiswa Baru, di Balairung Kampus UPGRIS, Kamis 30 September 2021. Muhdi menuturkan sebelum dilaksanakan tatap muka telah dilakukan ujicoba pada bulan April 2021 dan kemudian dilanjutkan pelaksanaan pada bulan September 2021. Saat ini jumlah mahasiswa baru 30% yang hadir di kampus, sementara sisanya melalui daring.

”Pelaksanaan pun dipantau ketat baik secara langsung maupun melalui monitor CCTV yang ada di kampus,” papar Rektor. Muhdi menambahkan sejauh ini pelaksanaan sudah berjalan baik dan sesuai rencana yang sudah ditetapkan. Hal ini juga didukung dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.

”Para dosen dan karyawan juga wajib memberikan contoh penerapan protokol kesehatan dimanapun, baik di dalam ruangan maupun diluar ruangan,” jelasnya. Dalam pengaturan masuk pun, lanjut rektor, diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi penumpukan mahasiswa baik di kelas maupun diluar kelas. ”Selain itu, juga didukung oleh percepatan vaksinasi, untuk dosen dan karyawan sudah 100 persen, sedangkan mahasiswa sudah 90 persen lebih. Vaksinasi ini akan juga terus dikebut bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jateng,” paparnya.

Sementara itu, terkait mahasiswa baru Muhdi menyatakan dari S1, S2 dan PPG jumlahnya mencapai 3.700 mahasiswa. Para mahasiswa baru ini, lanjut dia, sejak awal masuk sudah dibekali soft skill mahasiswa. Pembekalan soft skill ini menjadi salah satu bentuk tanggung jawab moral terhadap peningkatan kualitas lulusan.

”Selain hard skill yang kita berikan mahasiswa juga terus dibekali dengan soft skill sejak awal hingga akhir pendidikan. Peningkatan soft skill sudah dimulai sejak pertama kali mahasiswa memasuki dunia kampus.” Ia mengatakan dengan bekal soft skill dan hard skill diyakini akan memudahkan lulusan untuk meraih pasar kerja dan mengembangkan diri dalam berbagai kondisi pekerjaan yang dihadapi.

”Setelah lulus nanti semua akan dihadapkan dengan kompetisi baik dalam memulai usaha maupun mencari pekerjaan, dalam kondisi seperti itu kemampuan soft skill akan sangat membantu dalam mengambil keputusan yang tepat dan cepat,” tegasnya. Ia pun berharap waktu kuliah kurang lebih 4 tahun ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menggali kemampuan diri untuk meningkatan kemampuan individu para mahasiswa (aw).**

Leave a Reply