Arbitre Muda Jawa Tengah Makin Tumbuh

Program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Keolahragaan (FPIPSKR) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) kerjasama  Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Kota Semarang gelar Arbitre tingkat provinsi Jawa Tengah. Kegiatan berlangsung di kampus 4, Jumat-Sabtu (5-6/11).  Ada 50 peserta yang mengikuti pelatihan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Hadir narasumber dalam pelatihan tersebut, yakni Danang Septa Friawan SPd. Pengalaman tertingginya menjadi wasit di babak kualifikasi pon Papua. Saat ini Danang telah mendapat lesensi arbitre / wasit absc Asia yg diambil di Thailand. Lisensi pelatih  Internasional LEVEL 1/N. Danang aktif di petanque  sejak tahun 2016 hingga sekarang. Saat ini Danang menjabat  sebagai pengurus provinsi FOPI Jateng komisi perwasitan.

Disatu sisi, pihaknya juga mengapresiasi sambutan positif yang ditunjukkan masyarakat khususnya para mahasiswa PJKR. Hingga ada peserta dari luar jawa Tengah, seperti jambi, Jakarta Timur, Kalimantan Tengah, serta Bekasi. Tampak bahwa olahraga Petanque sudah banyak dikenal oleh masyarat luas.

Osa Maliki MPd sekretaris program studi PJKR UPGRIS menunturkan olahraga pentanque relatif mudah dan murah. “Mudah sebab bermain di halaman rumah pun bisa, modalnya pun tidak seberapa. Semoga peserta setelah berhasil mengikuti pelatihan ini menjadi lebih profesional. Sehingga olahraga Petanque menjadi banyak dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga dari UPGRI banyak menjadi atlet serta wasit profesional,” tutur Osa.

Petanque merupakan cabang olahraga baru yang perkembanganya tidak diragukan lagi. Di kota Semarang sudah mengeliat, ada sosok wasit yang diberikan tambahan wawasan.

Danang menyampaikan tentang tugas pengawas, Wasit yang ditunjuk untuk mengontrol kompetisi dituntut untuk mengawasi penerapan ketat aturan permainan dan aturan administrasi yang melengkapinya.  

“Tunduk pada keseriusan pelanggaran, mereka memiliki kewenangan untuk mengecualikan permainan atau mendiskualifikasi dari kompetisi, pemain atau tim mana pun yang menolak untuk mematuhi keputusan mereka.

Penonton dengan lisensi yang valid atau ditangguhkan, yang, berdasarkan perilaku mereka, merupakan asal mula insiden di lapangan permainan, akan menjadi subjek laporan wasit kepada eksekutif Federal. Yang terakhir akan memanggil pihak yang bersalah atau pihak-pihak yang bersalah di hadapan Komite Disiplin yang kompeten yang akan memutuskan hukuman yang akan diterapkan,” imbuh Danang.