Teliti Respons Perundungan, Argo Raih Gelar Doktor

Kasus perundungan sering terjadi di kalangan anak SD. Ini menyebabkan anak-anak SD menjadi menarik. Pertanyaannya, bagaimana dinamika respons korban perundungan siswa yang beretnis Jawa?

Hal itulah yang coba dibedah oleh Chr. Argo Widiharto dalam ujian terbuka Program Studi Doktor Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya yang diselenggarakan secara daring pada 12 Oktober 2021, di Gedung Pusat lantai 2, Universitas PGRI Semarang.

Melalui disertasinya yang berjudul Dinamika Respons Korban Perundungan Siswa Beretnis Jawa, Argo menjelaskan bahwa pada korban yang beretnis Jawa, nilai-nilai atau ajaran budaya Jawa akan menentukan mengapa terdapat respons yang tidak sebenarnya, dan bagaimana korban melakukan perubahan respons antar kejadian perundungan yang dialami.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan respons dari mengekspresikan emosi menjadi menahan emosi atau sebaliknya. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh pertambahan usia, durasi perundungan, perundungan berkelompok, kondisi tanpa pengawasan, tidak dapat menahan emosi dan adanya nasihat dari guru atau orangtua,” terang Argo.

Selain itu menurut Argo, perundungan fisik, verbal dan psikologis yang dialami korban disebabkan oleh perbedaan kondisi fisik, karakter, penampilan fisik dan status sosial dan korban merespons perundungan dengan mengekspresikan emosi dan menahan emosi.

“Hasil penelitian ini memberikan pemahaman tentang dinamika respons perundungan siswa beretnis Jawa, yang dipengaruhi oleh kepatuhan siswa terhadap nasihat guru dan orangtua. Kepatuhan ini terkait dengan budaya Jawa yang harus menghormati dan menghargai orang yang lebih tua,” tambahnya.

Untuk itu, Argo menyarankan melalui disertasinya bahwa harus ada intervensi terhadap guru dan orang tua dapat membantu mengatasi permasalahan perundungan di sekolah dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya Jawa.

Disertasi tersebut diujikan pada ujian doktor pada tanggal 27 Juli 2021. Argo menjadi doktor ke-75 Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya dan doktor ke 98 di Universitas PGRI Semarang.

Leave a Reply