Omah Anggrek sebagai Edukasi Konservasi

Kendal – Desa Ngesrep Balong Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal telah dirintis menjadi Desa Konservasi Anggrek Gunung Ungaran yang telah dimulai dan dilakukan oleh Tim PPDM (Program Pengembangan Desa Mitra) Universitas PGRI Semarang. Tim PPDM yang diketuai oleh Dr. Endah Rita Sulistya Dewi, M.Si dan anggota Tim adalah Dr. Ary Susatyo Nugroho, M.Si serta Maria Ulfah S.Si, M.Pd selain memberikan pengetahuan tentang pengenalan dan karakteristik jenis anggrek Gunung Ungaran juga memperkenalkan teknologi budidaya anggrek kepada masyarakat di desa Ngesrep Balong.

Konservasi Anggrek Gunung Ungaran dinilai penting mengingat keberadaannya yang semakin menurun akibat alih fungsi lahan dan eksploitasi yang berlebihan terhadap tanaman tersebut, dengan memperdagangkan angrek-angrek alam kepada para hobbies. Tim PPDM saat ini juga telah merintis pendirian Omah Anggrek di wilayah Desa Ngesrep Balong sebagai wahana edukasi, tempat inventarisasi dan pengenalan jenis Anggrek Gunung Ungaran yang beranekaragam. Tim PPDM berharap Omah Anggrek dapat dikunjungi oleh masyarakat Desa Ngesrep Balong maupun dari luar Desa, untuk mengenal kekayaan dan keanekaragaman hayati yang ada, sehingga upaya penyebaran informasi kepada masyarakat dapat lebih optimal.

Anggrek gunung lebih dikenal sebagai tanaman hias eksotik yang keberadaannya tersebar luas di hutan dataran tinggi. Beberapa spesies anggrek gunung Ungaran Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal yang telah teridentifiksi diantaranya adalah ditemukan 12 jenis anggrek yang berasal dari 8 genus. Dari 12 jenis tersebut 10 jenis di antaranya adalah anggrek epifit dan dua jenis lainnya anggrek terestrial. Salah satu diantaranya adalah anggrek Vanda tricolor atau terkenal dengan istilah anggrek macan yang mempunyai warna dan bentuk yang sangat indah yang sudah jarang dijumpai di Gunung Ungaran khususnya wilayah Limbangan Kendal. Oleh karena itu penting diusahakan konservasi ex situ di luar kawasan, yang tentunya harus didukung oleh informasi kesesuain tempat tumbuh anggrek tersebut. Omah Anggrek akan diarahkan sebagai tempat informasi tersebut selain sebagai tempat aklimatisasi anggrek gunung.

Selama ini masyarakat kurang dapat merasakan secara langsung manfaat dari konservasi anggrek, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah hutan. Sehingga perambahan anggrek yang memiliki nilai ekonomis tinggi membuat masyarakat di sekitar hutan mencari dan menjualnya. Berbeda halnya jika ada pemahaman yang baik terhadap permasalahan konservasi di tengah masyarakat, untuk itu pemahaman konservasi anggrek Gunung Ungaran dilakukan oleh Tim PPDM kepada masyarakat, diantaranya dengan pendirian Omah Anggrek. Selain itu aspek pemanfaatan potensi dan pengembangan anggrek untuk mencegah kepunahan, dan meningkatkan nilai ekonomis tanpa bertentangan dengan tujuan konservasi juga dapat terlaksana dengan sinergis.

Leave a Reply