Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Dyah Nugrahani berhasil meraih gelar doktor dari Program Studi Doktor Linguistik Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dalam ujian yang digelar di kampus UNS, Senin (5/8/2019).
Kepala UPT Layanan Bahasa dan Sertifikasi Profesi UPGRIS ini berhasil mempertahankan disertasinya tentang klasifikasi istilah budaya Jawa yang terdapat dalam novel Burung-Burung Manyar karya YB Mangunwijaya yang ditulis pada tahun 2001, Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi pada 2015, dan Para Priyayi karya Umar Kayam yang ditulis pada 1992.
Penelitian juga dilakukan pada terjemahan novel tersebut dalam bahasa Inggris, yaitu The Weaverbirds, Pariyemâs Confession, dan Javanese Gentry. Dari hasil penelitian yang dilakukannya, Dyah mengatakan penerjemah harus memiliki beberapa kompetensi agar bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik. ”Berkenaan dengan konteks menerjemahkan teks yang bermuatan unsur-unsur budaya, penerjemah dituntut untuk memiliki kemampuan penguasaan budaya yang dilibatkan dalam proses penerjamahannya,” jelas dia saat ditemui di kampus UPGRIS Jalan Sidodadi Timur, Semarang, Senin (5/8/2019) petang.
Menurutnya, kompetensi kultural ini akan mendorong penerjemah bisa memiliki sensitifitas yang baik atau tinggi terhadap budaya yang sedang penerjemah hadapi, sehingga bisa meminimalkan terjadinya distorsi makna dalam bahasa sasaran. Hal ini, kata dia, menjadi perhatian utama dalam proses penerjemahan teks bermuatan unsur budaya tertentu, karena pembaca teks terjemahan harus mendapatkan pesan dan kesan yang sama dengan pembaca teks sumber.
”Kami menemukan beberapa cara menerjemahkan teks bermuatan budaya. Antara lain berkaitan dengan teknik yang bisa digunakan untuk mengalihkan term-term budaya bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran sehingga bisa dipahami dan diterima dengan baik oleh pembaca sasaran. Teknik yang dipilih bisa dikaitkan dengan tujuan dilakukannya penerjemahan.” Ia menambahkan fokus penelitian ini pada penelitian produk dan dimaksudkan untuk mengungkap realitas terjemahan istilah budaya Jawa yang terdapat dalam novel yang diteliti. Adapun mengenai terjemahan dalam bahasa Inggris untuk menghasilkan teori yang bersifat transferable namun tidak dimaksudkan untuk mengeneralisasikan temuan penelitian ini.