Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia acara meluncurkan buku KKN Tematik COVID-19 dan webinar edukasi masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik COVID-19, Rabu (28/10/2020). Dalam kegiatan tersebut diikuti oleh 1000 peserta dari seluruh Indonesia. Kegiatan tersebut juga dihadiri Doni Monardo (Kepala BNPB), Nadiem Makariem (Mendikbud RI), Tito Karnavian (Mendagri RI), dr.Tirta (influencer), Dr. Muhdi SH MHum (Rektor UPGRIS).
BNPB Republik Indonesia mencatat Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menjadi perguruan tinggi yang paling banyak di Indonesia dalam mengikutsertakan mahasiswanya, di Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Covid-19 pada Agustus-September ini. UPGRIS juga mendapatkan apresiasi dari BNPB atas kreatifitas pelaporan kegiatan mahasiswanya yang dinilai menarik selama KKNT Covid-19 berlangsung. Bahkan yang dilakukan mahasiswa UPGRIS itu disebut sebagai satu di antara yang bagus dalam program KKNT Covid-19.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengapresiasi program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Covid-19. Tito meyakini para mahasiswa KKN tematik itu sukses melakukan sosialisasi protokol kesehatan. “KKN adik-adik mahasiswa turun langsung ke bawah melihat langsung apa yang terjadi, ini akan sangat bermanfaat. Mungkin pandemi seperti ini, 100 tahun ke depan tidak terjadi. Mudah-mudahan tidak,” kata Tito dalam video yang disiarkan kanal Youtube BNPB Indonesia, Rabu 28 Oktober 2020. Tito berharap para mahasiswa peserta KKN ini dapat mempelajari apa yang terjadi di tengah masyarakat dari berbagai dimensi berdasarkan teori yang dipelajari selama ini. Misalnya, dimensi kesehatan, ekonomi, sosial, politik, keamanan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengungkapkan KKN tematik ini melibatkan lebih dari 5.600 mahasiswa yang tersebar di 200 lebih perguruan tinggi. Program ini merupakan kolaborasi Kemendikbud dengan BNPB, Kemendagri dan sejumlah pemangku kepentingan lainnya. “Saya mengapresiasi inisiatif dan semangat perguruan tinggi yang melakukan pengabdian untuk membantu masyarakat, bangsa dan negara dengan karya yang nyata. Tidak sekadar wacana. Saya juga bangga dengan kerelawanan mahasiswa,” kata Nadiem.
Salah satu yang bagus dari UPGRIS adalah membuat film pendek sehingga pelaporan menarik. Hal ini mendukung kampanye besar kami dalam upaya langsung kepada masyarakat terkait pemberdayaan untuk melakukan perubahan dan meningkatkan kepatuhan protokol kesehatan. Mahasiswa dan perguruan tinggi menjadi yang paling tepat memberi contoh pembelajaran langsung ke masyarakat. Sehingga mereka bisa menjalankan kepatuhan dan memotong penyebaran covid 19 yang sangat tinggi di Indonesia. Kreatifitas tinggi, hanya anak muda yang punya kemampuan pemikiran seperti itu. Persepektif mereka sesuai zamannya dan lebih cerdas.
Rektor UPGRIS, Dr Muhdi SH MHum memberikan penghormatan atas apresiasi yang diberikan BNPB Republik Indonesia. Dia juga bangga kepada mahasiswa UPGRIS yang memiliki respon tinggi untuk mau terjun di KKNT Covid-19. ”Kami bersyukur dalam waktu yang sangat pendek, hanya dua hari di Agustus kemarin kami buka pendaftaran KKNT ini, mahasiswa terketuk hatinya untuk mengikuti kegiatan ini walaupun kondisinya sedang pandemic. Sudah kami laporkan ada 270 tayangan yang menunjukkan mahasiswa UPGRIS adalah tidak hanya jumlah tapi juga dengan kreatifitas dan mendapat respon masyarakat yang paling baik,” kata Muhdi.
Hal ini disebut sesuai dengan visi dan tagline UPGRIS yakni ”The Meaning University”. Dalam kondisi pandemi, Muhdi menyebut sudah saatnya para mahasiswa tidak hanya menghasilkan karya dan mencipta sesuatu. Namun memberikan apa yang dibutuhkan masayarakat, sehingga memberi manfaat. ”Mahasiswa merupakan anak-anak muda terdidik yang energinya luar biasa. Namun saat ini sedang dirumahkan karena harus belajar dari rumah. Mereka tahu banyak tentang sesuatu dan mempunyai energi serta ilmu. Melalui KKNT mereka punya legalitas untuk melakukan sesuatu di lingkungannya,” ungkap Muhdi.
Dia melihat ke depan pemerintah perlu terus bekerja sama dengan perguruan tinggi dan para mahasiswa untuk melawan Covid-19 karena dimungkinkan masih berlangsung cukup lama. ”Apabila didukung fasilitas yang cukup, saya kira dampaknya lebih besar. Mahasiswa bisa memberi pendampungan di lingkungannya,” tandas Muhdi.