Midah, pada awalnya berasal dari keluarga terpandang dan beragama. Karena ketidakadilan dalam rumah, ia memilih kabur dan terhempas di tengah jalanan Jakarta tahun 50-an yang ganas.
Ia tampil sebagai orang yang tak mudah menyerah dengan nasib hidup, walaupun ia hanya seorang penyanyi dengan panggilan ‘si manis bergigi emas’, dalam kelompok pengamen keliling dari satu resto ke resto, bahkan dari pintu ke pintu rumah warga.
Dalam kondisi hamil berat, Midah memang tampak kelelahan. Tapi manusia tidak boleh menyerah pada kelelahan. Hawa kehidupan jalanan yang liar dan ganas harus diarungi. Dan ujung-ujungnya Midah memang kalah (secara moral) dalam pertaruhan hidup itu.
Sepenggal cerita novel Midah Si Gigi Emas karya Pramoedya Ananta Toer tersebut, menjadi salah satu dari sekian judul novel dan cerita, yang dilombakan dalam lomba Menulis Resensi Buku dan Bintang Perpustakaan, yang digelar UPT Perpustakaan Universitas PGRI Semarang, Selasa (30/4).
“Selain novel Midah Si Gigi Emas karya Pramoedya Ananta Toer, ada juga Larung karya Ayu Utami, hingga Cermin Jiwa karya Prasetyo Utomo. Ajang ini menjadi bagian dari upaya kita untuk mendorong minat baca mahasiswa,” papar Kepala UPT Perpustakaan UPGRIS Dr Endah Rita Sulistya Dewi SSI Msi, disela kegiatan.
Ditandaskan, harus diakui saat ini minat baca masih relatif rendah, tidak terkecuali pada mahasiswa. “Padahal membaca ini penting untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mereka. Untuk itu, gairah atau semangat dalam membaca ini kita terus dorong agar ditingkakan,”lanjutnya.
Selain itu,pihaknya juga berupaya memperkenalkan kembali mengenai pentingnya membaca dan perpustakaan. Selama ini perpustakaan bagi sebagian mahasiswa, mungkin menjadi tempat yang tidak pernah dikunjungi,padahal ada banyak pengetahuan dan hal positif yang bisa diambil.
“Salah satunya, dengan menggelar lomba penulisan resensi buku dan pemilihan bintang perpustakaan. Ini menjadi salah satu upaya kita untuk lebih memperkenalkan lagi. Perpustakaan itu tempat yang menyenangkan, membaca itu sesuatu yang bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Ini juga sekaligus dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional dan Hari Buku Nasional,” tandasnya.
Muhajir Arrosyid, salah seorang juri mengatakan resensi-resensi yang ditulis peserta sebagian besar mengupas buku-buku novel, hingga membuktikan bahwa mahasiswa gemar membaca karya fiksi, meskipun novel-novel yang diulas juga bersinggungan dengan sejarah, politik, dan kebudayaan.
“Secara keseluruhan peserta cukup serius mempresentasikan resensinya. Namun, ada beberapa catatan khusus, di antaranya peserta masih sering terjebak meresensi dengan berpanjang-lebar mengisahkan ulang. Ini yang harus diperbaiki kedepannya,” ungkapnya.
Sementara itu, dari hasi penilaian juri yang terdiri Harjito, Muhajir Arrosyid dan Ambarini Asriningsari, terpilih sebagai juara kategori Menulis Resensi Buku yakni Khatim Laela (Bahasa dan Sastra Indonesia), disusul Sabila Aulia Rosyada (Bahasa dan Sastra Indonesia) dan Ikke Wulandari (Fisika). Sedangkan untuk Bintang Perpustakaan diraih oleh Putri Oktarini (Ekonomi), disusul Putri Hagana dan Syamsul Gondo. Keduanya dari prodi Bahasa dan Sastra Daerah.