Kongres mahasiswa Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) jadikan momentum introspeksi serta evaluasi diri. Selama satu dekade kepengurusan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sampaikan program kerja yang sudah terlaksana di hadapan ratusan peserta. Hadir Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum, Wakil Rektor III Drs Nizaruddin MSi, Semua Dekan serta Wakil Dekan di lingkungan UPGRIS. 300 peserta terdiri dari perwakilan Lemawa serta Ormawa hadir memenuhi gedung pusat lantai 7, Senin (9/12).
Di era Disrupsi 4.0 hampir di semua bidang baik pendidikan ataupun industri sudah banyak mengalami perubahan dengan cepat. Jika mahasiswa tidak mengikuti atau beradaptasi maka akan menjadi korban atau hanya pengguna aktif.
Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum menyampaiakan menjadi mahasiswa UPGRIS harus berbenah diri dengan segala tantangan yang nyata. “Munculkan ide serta berkolaborasi dengan semua anak-anak muda yang suka dengan tantangan baru. Solusi jangka panjang sebuah negara ada pada generasi muda, masa depan Indonesia ada pada anak muda. Di era disrupsi saat ini yang dibutuhkan diantaranya mampu beradaptasi, berkolaborasi,serta munculkan kreativitas,”imbuh Rektor UPGRIS.
Dunia kerja saat ini sudah tidak mempermasalahkan lagi pengetahuan SDM,tetapi yang dikeluhkan menurut Nadiem Makarim adalah tidak memiliki kemampuan: inisiatif, bekerjasama, mengambil keputusan, kumunikasi, disiplin. Selain kongres mahasiswa, Rektor berkesempatan memberikan beasiswa Yayasan YPLP PT PGRI Semarang yang telah lolos seleksi.
Sisca salah satu mahasiswa Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UPGRIS mendapatkan beasiswa dari YPLP PT PGRI Semarang. Salah satu syaratnya adalah aktif berorganisasasi serta memiliki IPK terbaik. Saat ini IPK Sisca 3.93 sehingga pantas untuk mendapatkan beasiswa tersebut. “Saya mengucapkan banyak terima kasih atas apresiasi dari Yayasan yang telah memberikan beasiswa. Hal ini bisa menjadikan kami lebih semangat dalam menempuh studi lanjut di UPGRIS,”imbuh Sisca.