Di era revolusi industri 4.0 ini, sumber daya manusia (SDM) salah satu kunci keberhasilan bangsa. Keberhasilan tersebut didukung oleh kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi dan memangkan persaingan yang semakin ketat ini. Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah, hal ini perlu dibangun sejak dini. ”Di sini peran guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat vital, sebab ia adalahorang kedua setelah orangtua mengukir dan membangun pondasi penguatan jati diri anak didik. Dalam era disrupsi 4.0 ini, peran guru Paud ini sangat penting,” ungkap Sekretaris Dirjen Paud Dikmas Dr Wartanto di sela-sela seminar nasional dengan tema ”Menyiapkan SDM Unggul sejak Dini di Era Revolusi Industri 4.0 Menuju PAUD Berkualitas 2030” di Gedung Pusat UPGRIS, Jalan Sidodadi, Sabtu (14/12/2019).
Model Pembelajaran masih seperti jaman Kolonial (klasikal, banyak aturan dalam proses, standarisasi yang ketat dan miskin inovasi). Kompetensi pendidik masih gaya lama dan terbebani tugas lain (RPP sangat detail, mengerjakan administrasi, terpaku pada target sesuai standar). Metode belajar belum inovatif (instruktif, banyak kognitif, lemah karakter dan lemah inovatif, jauh dari pembelajaran interaktif, aktif dan lemah pemanfaatan TI). Pendidikan kita mengutamakan proses sehingga standar input dan proses lebih diutamakan dibanding dengan hasil, manfaat dan dampak.
Adapun Kepala Pusat PP Paud Dikmas Jateng Djayeng Baskoro mengungkapkan menuju era teknologi informasi yang semakin masif ini pondasi bagi anak-anak usia dini menjadi sangat penting. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan mengajarkan materi dengan pendekatan penerapan penggunaan TI dalam proses belajar mengajar. ”Upaya ini dilakukan agar dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dengan kompetensi global, karena meskipun teknologi informasi berkembang demikian cepat dan sumber-sumber belajar begitu mudah diperoleh, peran guru sebagai pendidik tidak tergantikan oleh kemajuan teknologi tersebut,” jelasnya.
Sementara itu, Dr Sri Suciati MHum Wakil Rektor I UPGRIS menyatakan UPGRIS sejak awal telah menyiapkan para mahasiswanya yang sebagian akan menjadi guru dengan pembekalan berbasis teknologi. Bahkan didukug oleh para dosen yang kompeten, perguruan tinggi tersebut juga menjadi pusat pembelajaran PAUD di Jateng. ”Pandangan bahwa anak PAUD harus bisa baca tulis dan anteng di kelas harus diubah. Kami memberikan pemahaman ini kepada para mahasiswa agar setelah lulus dapat memahami bahwa anak-anak ini justru harus diberi semacam stimulus untuk mengembangkan potensinya masing-masing dengan metode yang sesuai dengan usia anak,” jelasnya.