Ada satu ungkapan yang sangat sering dipakai untuk memberi semangat seseorang agar tak putus asa, atau setidaknya mau bangkit dari keterpurukan di saat ia merasa gagal. “Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan,” begitu kira-kira isinya. Maksudnya tentu saja agar kita berpandangan positif, tak menyalahkan kegagalan, dan mulai berusaha kembali dengan cara “menyalakan lilin” alias membangkitkan harapan.
Tetapi ungkapan itu bisa pula ditempatkan pada konteks pandemi Covid 19 ini, yang kemudian artinya bisa jadi begini, “lihatlah peluang di dalam pandemi.”
Hal inilah yang dilakukan oleh Mega Novita, Ph.D, dosen Universitas PGRI Semarang bersama mahasiswa dengan cara membuka jasa layanan pertemuan virtual bernama face.in. Protokol kesehatan yang melarang masyarakat berkumpul menjadikan agenda seminar, rapat, dan pertemuan lainnya harus dihelat secara daring.
“Kami menawarkan jasa lengkap dari flyer kegiatan, proses pendaftaran peserta, dan pengelolaan acara secara daring, sampai pada penerbitan dan pengiriman sertifikat ke peserta,” ujar Mega selaku pendiri jasa virtual ini.
Lewat biro jasa ini, Mega menawarkan jasa virtual meeting dengan berbagai aplikasi seperti Zoom, Google Meets, Jitsi, Big Blue Button dan lain-lain. Berbagai kegiatan yang ditawarkan seperti pembelajaran, webinar, pertemuan, reuni, pernikahan, tour pariwisata dan lain-lain.
Usaha ini terbentuk hasil kolaborasi antara mahasiswa dan dosen. Mega menambahkan, “Dosen dalam hal ini berperan memberikan modal untuk membeli layanan virtual meeting yang berbayar, serta sebagai penjamin usaha jasa ini.”
Sedangkan untuk teknisnya, Mega mempercayakan mahasiswa untuk menjadi operator, mendesain keperluan publikasi, serta pengelolaan acara. “Mahasiswa pun juga mendapatkan hasil dari bisnis ini sesuai dengan yang mereka kerjakan,” tambah Mega.
Arsha Raulnadi Trikusuma, mahasiswa Informatika Universitas PGRI Semarang, yang juga tergabung dalam tim mengaku usahanya ini memberikan pelayanan yang masih jarang disediakan. “Kami juga menyediakan operator, MC untuk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, live youtube dan facebook, form pendaftaran, form sertifikat, desain sertifikat, desain e-leaflet, desain virtual background, serta desain thumbnail youtube.”
Arsha mengaku, dari bisnis ini ia bisa memperoleh uang saku tambahan yang cukup membantunya di masa pandemi seperti saat ini.
Foto: Istimewa/Ahmad Rifai. Teks: Widyanuari Eko Putra