Seiring berkembangnya aplikasi ojek daring, masyarakat kian terbiasa memanfaatkan layanan tersebut. Dari memesan makanan hingga jasa pengantaran. Bahkan semakin hari, peminat profesi sopir ojek daring semakin banyak. Hal ini ditunjang dengan banyaknya produk kuliner yang memanfaatkan fasilitas ojek daring tersebut untuk promosi.
Melihat fenomena tersebut, Mahmud Yunus, dosen Pendidikan Ekonomi, Universitas PGRI Semarang tergerak inspirasinya untuk mengangkat desertasi mengenai kehidupan sopir ojek daring. Desertasi berjudul “Strategi Penguatan Profesionalisme Driver Transportasi Online Di Kota Semarang” berhasil dipertahankan dalam ujian terbuka yang diselenggarakan secara daring di Program Studi Doktoral Pendidikan IPS Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, 9 November 2020.
“Saya tertarik meneliti motivasi seseorang menjadi driver ojek online, serta bagaimana tingkat profesionalisme mereka dalam bekerja,” ungkap Mahmud. Selain itu, Mahmud menambahkan, perlu adanya strategi khusus guna menaikan profesionalisme sopir ojek daring tersebut.
“Unsur profesionalisme yang harus driver kuasai ialah, menaati peraturan, baik itu lalu-lintas maupun peraturan khusus driver berdasarkan aplikasi yang ada.” Mahmud menambahkan, driver juga harus bisa menjaga diri ketika menunaikan tugas, seperti berhati-hati di daerah yang rawan kriminal. Selain itu, driver juga dituntut untuk selalu bersikap baik dalam melayani konsumen.
Selain berfokus pada perilaku ojek daring, Mahmud juga memberi beberapa saran untuk pemerintah dan perusahaan ojek daring termaksud. “Strategi penguatan profesionalisme driver transportasi online yang sebaiknya dilakukan perusahaan adalah perbaikan system upah, pemberian support komunitas, pelatihan driver dan dibuatkan tempat berkumpul.”
Mahmud menjadi doktor ke-80 di Universitas PGRI Semarang. Pada ujian terbuka tersebut, Mahmud didukung oleh Kopromotor Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si dan anggota Promotor Dr. Thriwaty Arsal, M.Si.