Desa selalu menyimpan potensi untuk terus digali dan dikembangkan, baik di bidang ekonomi, sumber daya alam, maupun sumber daya manusia. Potensi itu pun selalu menarik untuk dijadikan kajian dan pembelajaran secara akademik. Untuk itulah, salah satu program Kuliah Kerja Nyata (KKN) ialah menyasar desa untuk penempatan mahasiswa.
Untuk mencapai kolaborasi antara pihak kampus dalam hal ini diwakili mahasiswa KKN dengan pihak desa, harus ada kesinambungan. “Awarenes-nya biar muncul. Maka ketika awarenes-nya muncul, maka dia (mahasiswa) sanggup berbagi cerita di desa. Potensi masing-masing mahasiswa pun bisa tersalurkan,” ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam acara Webinar Implementasi Kolaborasi Perguruan Tinggi pada Program Pemberdayaan Masyarakat, Wira Desa, dan KKN Tematik di Jawa Tengah diselenggarakan oleh Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan KKN UPGRIS (9/6/21).
Pak Gubernur juga menambahkan, dengan kesadaran dan kepercayaan yang terbangun antara mahasiswa dan desa, program-program yang digelar akan lebih bisa menggerakkan potensi desa. Ditambahkan pula, desa harus punya karakteristiknya masing-masing. “Desa harus bisa mengordinir potensinya, lalu mendayagunakan potensi itu untuk kepentingan warga. Jangan tiru-tiru kota,” pungkas pak Gubernur.
Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Dr. H. A. Halim Iskandar, M.Pd., menyampaikan pentingnya kerja sama antara pihak universitas dan desa. “Dalam kerja sama antara universitas dan desa, ada hal-hal yang bisa dilakukan mahasiswa di desa. Dari pemetaan kebutuhan masyarakat desa, mendesai program pemberdayaan desa, evaluasi program desa, hingga mendampingi dan monitoring,” terang Halim.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas PGRI Semarang, Dr. Muhdi, S.H, M.Hum, menyatakan sangat berharap KKN kali ini bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat. “KKN Tematik harus lebih memberi efek kepada masyarakat. Saatnya kampus lebih dekat dengan masyarakat, terutama untuk mendukung program Merdeka Belajar,” tegasnya.