Berbicara di depan umum atau public speaking merupakan salah satu hal yang ditakuti sebagian orang. Apalagi jika baru kali pertama diberi tangung jawab oleh panitia atau tempat kerja. Tidak memiliki kemampuan dasar dan percaya diri yang baik menjadi salah satu pemicunya. Ketakutan tersebut bukanlah hal yang aneh.
Pasalnya, ketika sedang melakukan kegiatan ini, kita diharuskan untuk berdiri sendirian di hadapan banyak orang yang memfokuskan pandangan dan perhatiannya kepada kita.
Alhasil, tekanan ini pun membuat kita merasa tidak boleh melakukan kesalahan, hingga pada akhirnya membuat kita menjadi tegang. Bahkan, adakalanya justru membuat kita tidak mampu melakukan ini dengan baik.
Latar belakakang tersebut menjadi perhatian khusus bagi program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) gelar webinar public speaking. Acara yang digelar baru-baru ini melalui aplikasi zoom dan diikuti oleh siswa, mahasiswa, guru, dan dosen. Hadir dalam acara tersebut ketua program studi PBI UPGRIS Dr Jafar Sodiq MPd dan Dr Dyah Nugrahani SPd MHum sebagai pemateri. Acara ini juga termasuk rangkaian agenda Dies Natalis UPGRIS ke-40.
Dr Jafar menyampaikan kegitan ini penting diselenggarakan bagi mahasiswa khususnya jurusan PBI UPGRIS.”Banyak alumni dari PBI yang berhasil menjadi presenter professional. Kompetensi ini merupakan yang terbaik jika disbanding pada jurusan lain. Fakultas Pendidikan bahasa dan seni menjadi tempat yang tepat untuk melalukanya. Pendukung lain dalam mata kuliah yang didapat para mahasiswa juga menjadi dasar,” tutur Jafar.
Seni berbicara di depan umum atau publik tentang suatu hal tertentu secara lisan. Beberapa tujuan public speaking mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan, dan memberikan informasi.
Dr Dyah Nugrahani menyampaikan tujuan lain diantaranya,menginformasikan, meyakinkan, menghibur, membujuk, serta memotivasi. “Ada beberapa tips atau strategi bicara dai depan umum, diantaranya bukalah dengan kehangatan. Kedua, tunjukkan antusiasme. Ketiga, bahasa tubuh dikendalikan dengan baik dan natural. Keempat, sesuaikan volume suara pada saat berbicara,” tutur Dyah.
Hal tersebut ternyata tidak cukup manjadi dasar berbicara di depan umum. Ada teknik menghilangkan rasa takut. Datang lebih awal, sebab jika kita dating lebih awal akan lebih bisa menggunakan waktu untuk berlatih. Mengetahui kondisi, tempat acara serta mencoba mikrofon agar sesuai dengan nada. Bersosialisasi, juga penting untuk dilakukan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Kendalikan nafas, jangan terlalu berlebihan dalam membawakana sebuah acara agar nafas tetap terjaga hingga acara usai. Jadilah diri sendiri, sebagaimana kita ketahui terkadang ada yang menggunakan vocal atau gaya orang lain. Maka paling tepat menjadi diri sendiri. Cintai ketakutan, jika kita tahu apa penyebab ketakutan maka kita akan menjadi tahu bagaimana mensiasati agar tidak takut atau tampil lebih berani, imbuh Dyah.
Terakhir resep yang ditemukan Dyah yakni 3V dalam berkomunikasi. Verbal, rangkaian kata-kata atau isi dari apa yang akan kita sampaikan. Voice, suara yang kita keluarkan ketika berbicara. Visual, penampilan atau bahasa tubuh.