Fakultas teknik dan informatika (FTI) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) baru-baru gelar Science and engineering national seminar (Sens). Kegiatan dengan tema energi terbarukan dalam menyonsong kemandirian bangsa dilaksanakan secara daring. Hadir dalam seminar Drs Slamet Supriyadi MEnv St Dekan FTI UPGRIS, Prof Dr Eng Suroso ST MEng (Unsoed), serta MS Hendriyawan A ST M Eng Ph D (UTY).
Slamet Supriyadi menjelaskan jika kegiatan Sens merupakan agenda tahunan yang digelar FTI UPGRIS. “Banyak manfaat yang bisa diperoleh dalam kegiatan seminar Sens. Publikasi ilmiah merupakan luaran dari Science and engineering national seminar (Sens) ke 6. Ajang forum para dosen mahasiswa yang berminat bisa mempublikasikan karyanya. Tema menyesuaikan sesuai dengan program studi FTI. Energi saat ini menjadi bidang ilmu multi disiplin serta universal. Bicara energi adalah bicara tentang kita saat ini dan masa depan. Energi memiliki peran sentral dalam peradaban manusia. Indonesia bisa mengembangkan energi terbarukan. Sebab, Indonesia kaya akan sumber energi,” tutur Slamet.
Suroso menyampaikan tema peran teknologi inverter daya dalam pengembangan energi terbarukan. “Potensi energi terbarukan di Indonesia diantaranya Tenaga Air 94.3 GW Panas Bumi 28.5 GW Bioenergi PLT Bio: 32.6 GW dan Bahan Bakar Nabati (BBN):200 Ribu Bph Surya 207.8 GWp Angin 60.6 GW Energi Laut 17.9 GW. Penyebab masih rendahnya pemanfaatan EBT diantaranya penguasaan teknologi, teknologi EBT masih mahal, harga EBT tidak kompetitip, kebijakan pemerintah, serta perijinan,” ungkap Suroso.
Kebijakan pemerintah diantaranya peraturan menteri energi dan sumber daya mineral nomor 26 Tahun 2021 tentang pembangkit listrik tenaga surya atap yang terhubung pada jaringan. Tenaga listrik pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum. Pasal 3(1): sistem PLTS atap meliputi modul surya, inverter, sambungan listrik, sistem pengaman, dan Meter kWh ekspor-impor.
Teknologi inverter daya menjadi salah satu teknologi pendukung utama dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis sumber energi terbarukan. Riset dan pengembangan perlu terus dilakukan untuk mewujudkan penggunaan energi terbarukan yang semakin ekonomis dan berkelanjutan.