Pembelajaran abad 21 melibatkan pemahaman materi atau content, cara pengajaran , dan pemanfaatan informasi teknologi secara sinergis. Dalam kerangka pemikiran tersebut, pembelajaran etnosains sangat relevan dengan landasan filosofi pengembangan kurikulum.
“Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa pada masa kini dan masa mendatang. Dan siswa adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif,” ungkap dosen Pendidikan Matematika, Intan Indiati dalam ujian terbuka promosi doktor di Universitas Negeri Semarang, 23 Maret 2022.
Dalam disertasinya yang berjudul Program Perkuliahan Etnosaintek untuk Meningkatkan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Mahasiswa Calon Guru, Intan menyimpulkan bahwa rancangan program perkuliahan berorientasi etnosaintek dapat dioptimalkan melalui perumusan capaian pembelajaran maga kuliah yang lebih spesifik, operasional dan dapat diukur.
“Selain itu pengorganisasian materi pada bahan ajar lebih sistematis dan logis. Selain itu penentuan aktivitas pembelajaran asinkron dan atau sinkron tertentu yang relevan dengan karakteristik capaian pembelajaran,” tambahnya. Selain itu, menurut Intan, pengorganisasian instrumen penilaian lebih sistematis dan logis.
Dalam ujian terbukan tersebut, promotor adalah Prof.Dr.Sarwi, M.Si., Ko-Promotor: Prof.Dr.Ani Rusilowati, M.Pd., dan anggota promotor Prof. Dr. Hartono, M.Pd. Dengan lolosnya ujian tersebut, Intan resmi meraih gelar doktor di bidang Pendidikan IPA.