Banjir akibat meluapnya sungai di desa Ngemplik pada bulan Maret silam masih banyak menyisakan persoalan.
Meskipun bisa disebut banjir sudah surut, tetapi persoalan pasca-banjir, seperti trauma dan kesehatan masih menjadi belum sepenuhnya terselesaikan. Melihat kondisi demikian, Universitas PGRI Semarang kembali melakukan pengiriman bantuan.
“Pada kejadian sebelumnya, UPGRIS telah mengirim dua kali bantuan untuk korban banjir di Demak. Pertama saat banjir terjadi, UPGRIS dan PGRI Provinsi Jateng mengirimkan bantuan makanan,” ungkap Rektor Universitas PGRI Semarang, Dr. Sri Suciati, M.Hum.
Dalam sambutannya saat membuka acara Bakti Sosial di kantor kelurahan Desa Ngemplik Wetan, Demak (25/06), Suciati menyebut bantuan kali ini termasuk yang ketiga kalinya.
“Terakhir, mahasiswa relawan dari UPGRIS juga sempat datang untuk memberikan semacam “trauma healing” kepada anak-anak SD di desa Karanganyar” ucapnya.
Penanganan trauma pasca-banjir sangat diperlukan. “Besarnya dampak banjir di Demak tersebut tentu akan mengganggu psikologis anak. Untuk itu, kali ini tim UPGRIS membawa dosen-dosen yang sangat ahli tentang bagaimana mengatasi trauma pada anak,” Suciati menambahkan.
Bakti sosial kali ini digelar dalam rangka Dies Natalis ke-43 Universitas PGRI Semarang. “Kami menyediakan bantuan pengobatan gratis. Penanaman pohon trembesi, hingga menggambar bersama siswa-siswi terdambak banjir,” ungkap Ketua Panitia Dies Natalis, Dr. Lilik Ariyanto, S.Pd., M.Pd.