Menjadikan keresahan sebagai inti dari proses menulis adalah kunci untuk menciptakan karya yang memiliki dampak. Keresahan, dalam konteks ini, bukan sekadar keluh kesah pribadi, melainkan sebuah refleksi mendalam terhadap isu, fenomena, atau kondisi sosial yang dirasakan oleh generasi muda.
“Konten semacam ini secara otomatis menciptakan relasi yang kuat dengan pembaca. Mereka menemukan koneksi emosional dan intelektual karena tulisan tersebut membicarakan “rasa” yang juga mereka alami, membuat karya itu terasa otentik dan sangat relevan.”
Hal itu diutarakan oleh Direktur Gradien Mediatama, Tri Prasetyo, dalam acara Seminar “Creative Talk” yang diselenggarakan oleh S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Pascasarjana, UPGRIS, di Kampus 4, Jl. Gajah, pada 28 November 2025.
Tri Prasetyo menambahkan, relasi yang terjalin kuat ini adalah alasan utama mengapa tulisan tersebut akan sampai ke pembaca dengan efektif.
“Anak muda sering mencari validasi dan ruang untuk berdiskusi mengenai kompleksitas hidup mereka. Tulisan yang berangkat dari keresahan menawarkan validasi itu. Mereka tidak sendirian dalam menghadapi masalah.”
Tulisan tersebut kemudian tidak hanya dibaca, tetapi juga dihayati, dibagikan, dan menjadi pemicu percakapan yang lebih luas di kalangan generasi muda. “Itulah sebabnya buku-buku kami bisa terjual banyak ke anak muda. Sebab ya itu, relevan dengan kondisi mental mereka. Dan penghasilan kami dari buku-buku sejenis itu sangat besar,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. Harjito, M.Hum, menjelaskan situasi pembaca hari ini yang telah mengalami pergeseran.
“Terjadi pergeseran dalam cara membaca, dari yang semula melulu cetak menjadi lebih variatif, yaitu cetak dan digital. Tetapi kebutuhan dan tren membaca buku sebenarnya naik. Buktinya buku-buku roman masih laku di pasaran,” terangnya.
Ketua Program Studi S2 PBSI, Dr. Nazla Maharani Umaya, M.Hum, menegaskan pihaknya sangat berkepentingan menjalin kerja sama dengan berbagai lini yang beririsan dengan bidang sastra dan bahasa.
“Dari sini mahasiswa bisa belajar tentang potensi-potensi yang bisa diambil jika kelak mahasiswa lulus. Dunia penerbitan masih menjanjikan dari segi ekonomi. Apalagi tenaga kerja yang diperlukan di sini rata-rata diambil dari para lulusan yang menguasai bahasa dan sastra,” ucapnya. Dalam acara tersebut juga dilakukan pula proses penandatanganan “Memorandum of Agreement” (MoA) antara S2 PBSI UPGRIS dengan Penerbit Gradien Mediatama.

