Komitmen Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang (UPGRIS) dalam membangun lingkungan kampus yang aman, nyaman, serta bebas dari segala bentuk kekerasan kembali ditegaskan melalui kegiatan pelatihan yang digelar oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (Satgas PPKPT).
Pelatihan bertajuk Psychological First Aid (PFA) tersebut diinisiasi oleh Satgas PPKPT UPGRIS bekerja sama dengan Pusat Bimbingan Konseling dan Layanan Psikologi Lembaga Pengembangan Profesi (LPP). Kegiatan ini dilaksanakan di Kampus IV UPGRIS pada Kamis, 17 Desember 2025.
Ketua Satgas PPKPT UPGRIS, Dr. Arri Handayani, S.Psi., M.Si., menjelaskan bahwa pelatihan ini ditujukan sebagai penguatan kapasitas bagi pimpinan di tingkat fakultas dan program studi. Sasaran utama kegiatan ini adalah para Wakil Dekan II serta Ketua Program Studi yang memiliki peran strategis dalam pembinaan dan pendampingan mahasiswa.
“Pelatihan ini menjadi bagian penting dalam membekali para pimpinan akademik agar mampu memberikan respons awal yang tepat kepada mahasiswa yang mengalami krisis psikologis, termasuk yang berkaitan dengan dampak kekerasan,” ungkapnya.
Menurut Arri, kegiatan tersebut dirancang sebagai langkah preventif sekaligus responsif untuk mewujudkan iklim akademik yang sehat dan mendukung kesejahteraan seluruh sivitas akademika. Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta memiliki pemahaman yang sama terkait konsep dasar kekerasan sesuai dengan regulasi yang berlaku, sekaligus memahami alur pengaduan resmi di lingkungan perguruan tinggi.
Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan meningkatkan keterampilan Psychological First Aid dengan memberikan pembekalan konsep dasar serta teknik respons awal dalam menghadapi situasi krisis. Aspek kesejahteraan staf turut menjadi perhatian melalui materi pengelolaan diri, agar para Wakil Dekan II dan Ketua Program Studi dapat menjalankan tugas secara profesional dan berkelanjutan.
Pelatihan PFA ini dipandu oleh Kuriake Kharismawan, S.Psi., M.Si., seorang psikolog sekaligus pengajar di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Materi yang disampaikan meliputi konsep dasar kekerasan, prinsip-prinsip PFA, teknik respons awal terhadap krisis, serta strategi pengelolaan diri. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan simulasi roleplay dan diakhiri dengan sesi evaluasi.
Sementara itu, Rektor UPGRIS Dr. Sri Suciati, M.Hum., menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan pelatihan tersebut. Ia menilai kegiatan ini sangat relevan dengan kondisi mahasiswa saat ini.
“Tidak sedikit mahasiswa yang menghadapi persoalan kesehatan mental dengan latar belakang yang beragam, mulai dari masalah hubungan personal hingga kondisi keluarga,” ujarnya.
Rektor berharap pelatihan serupa dapat terus berlanjut dan dikembangkan ke depan, tidak hanya menyasar pimpinan fakultas dan program studi, tetapi juga melibatkan mahasiswa, dosen, serta tenaga kependidikan sebagai bagian dari upaya bersama menciptakan kampus yang aman dan peduli terhadap kesehatan mental.(*)

