Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu alternatif modal pendidikan yang
dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bertujuan antara lain mendidik
mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab
terhadap masa depan bangsa dan negara. KKN juga diharapkan menggiatkan
mahasiswa berpikir dan berkarya dengan mengintegrasikan dharma pendidikan,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan peneladanan dalam usaha-usaha
pemberdayaan masyarakat.
KKN merupakan suatu perwujudan dari dharma pengabdian kepada
masyarakat oleh mahasiswa yang dikembangkan Universitas PGRI Semarang
sejak tahun 1990. Program KKN menjadi program intrakurikuler dan wajib diikuti
oleh mahasiswa S1 dari semua program studi yang ada di Universitas PGRI
Semarang. KKN tahun ini dilaksanakan di Kabupaten dan Kota yaitu Kabupaten
Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten
Jepara, dan Kabupaten Pati. Pelaksanaan KKN diharapkan dapat membantu dan
mendampingi masyarakat memanfaatkan potensi sumber daya lokal dan sumber
daya manusia yang akan mengatasi permasalahan masyarakat dalam kurun waktu
tertentu.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh mahasiswa KKN
dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Intan Rahmawati, S.Pd., M.Pd.
bahwa masyarakat Kelurahan Bringin tepatnya di RW 13 sebagian besar sebagai
ibu-ibu rumah tangga yang kurang produktif. Selain itu informasi yang di
sampaikan oleh ibu Mia selaku Ketua RT 08 Rw 13 mengatakan bahwa
ai???Masyarakat di RW 13 terutama ibu-ibu masih ada beberapa yang tidak memiliki
pekerjaan tetap dan menjadi ibu rumah tangga yang kurang produktif, saya
berharap dengan adanya mahasiswa yang melaksanakan KKN di kelurahan
Bringin mampu membantu mengatasi permasalahan tersebut sehingga lebih
produktifai???.
Kelompok KKN yang beranggotakan 22 mahasiswa yang diketuai oleh
Roie Megeron, memberikan sebuah solusi untuk memberikan pelatihan
pembuatan souvenir dari kain perca. Kain perca merupakan bahan sisa pembuatan
pakaian yang dimanfaatkan menjadi barang yang dapat digunakan oleh
masyarakat sehingga mengurangi masalah lingkungan. Bahan dasar pembuatan
diperoleh dari sisa pembuatan pakaian pribadi, konveksi, maupun penjahit yang
ada di kelurahan Bringin dan Sponsorship. Souvenir yang dibuat meliputi :
pembuatan Bross, Bando, Tatakan Gelas, Kalung, Gelang, dan Gantungan Kunci.
Alat yang digunakan dalam pembuatan souvenir tersebut sangatlah sederhana dan
mudah di dapatkan yaitu kain perca, gunting, dan lem gluegun atau sering dikenal
dengan lem tembak. Kegiatan pelatihan dilaksanakan 5 kali pertemuan yaitu dilaksanakan pada
hari selasa dan Kamis jam 10.00- 12.00 WIB mulai tanggal 13 Februari 2018.
Kegiatan pada pertemuan pertama masyarakat dijelaskan pemanfaatan kain perca
dan membuat kerajinan bros, pertemuan kedua membuat bando dan tatakan gelas,
pertemuan ketiga membuat gelang dan gantungan kunci, dan pada pertemuan ke-5
yaitu tanggal 27 Februari 2018, sebagai penutup pelatihan, masyarakat akan
diajarkan bagaimana memasarkan souvenir tersebut melalui online marketing
(Blog, Facebook, Instagram, Tokopedia, dan Q lapa).
Selain itu masyarakat juga akan memasarkan secara offline. Pemasaran
secara offline untuk tahap awal akan diikutkan dalam lomba hastakarya yang di
selenggarakan oleh mahasiswa KKN di tingkat kecamatan pada tanggal 4 Maret
2018 dan akan dijadikan produk kerajinan tangan unggulan Kelurahan Bringin.
Harga awal yang ditawarkan untuk masing-masing kerajinan berbeda-
beda. Hal tersebut bergantung tingkat ketelitian dan kerumitan. Untuk harga bros
di bandrol harga Rp 3.500/pcs, Bando harganya Rp 15.000/pcs, dan tatakan gelas
Rp 8.000/pcs, dan untuk kalung, gelang dan gantungan kunci di bandrol harga Rp
2.500/pcs. Pembelian dalam jumlah banyak akan mendapatkan potongan harga.