Lagu Bagimu Negeri terdengar kompak dari tim paduan suara mahasiswa. Suara piano mengiringi lagu itu dalam harmoni. Di tengah intro, tiga mahasiswa membacakan teks Sumpah Pemuda. Di belakang mereka mahasiswa dari berbagai suku dan agama yang berbeda berdiri, melambangkan keberagamann. Nyanyian semakin harmonis dan penuh tenaga. Lagu terus bergema sampai memungkasi ritual pembacaan naskah Sumpah Pemuda dalam acara Peringatan Bulan Bahasa dengan tema “Membina Bahasa Sarana Melestarikan Budaya Bangsa”, diselenggarakan oleh BEM FPBS UPGRIS, Gedung Balairung (29/10). Pembacaan naskah ini tentu untuk mengingatkan kita tentang pentingnya kesadaran berbahasa Indonesia.
Seturut hal tersebut di atas, Warek 1 Dr.Sri Suciati,M.Hum mengajak seluruh sivitas akademik UPGRIS untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai pemersaru. Mengutip Barack Obama, Suciati menegaskan bahwa bahasa harus memperkuat toleransi. “Bahasa Indonesia harus menjadi penguat toleransi sesama warga negara Indonesia,”tegas Suciati. Lewat bahasa Indonesia orang-orang dari Sumatera, Jawa, Aceh, Papua, hingga Maluku, saling terhubung dan berkomunikasi. Hal inilah yang menjadikan perbedaan bukan lagi menjadi persoalan, melainkan sebagai pemersatu. Peringatan Bulan Bahasa ini pun turut dimeriahkan oleh pementasan mahasiswa, dari menyanyi, dan menari. Selain itu juga ada penyerahan hadiah untuk para pemenang lomba rangkaian peringatan Bulan Bahasa.