Berangkat dari kekhawatiran mengenai bahaya terhadap kesehatan dari produk hasil perikanan yang diasapi secara langsung, membuat tiga orang dosen dari Universitas PGRI Semarang yaitu Iffah Muflihati S.T.P., M.Sc, Dewi Wulandari S.Si., M.Sc, dan Arief Rakhman Affandi S.TP.,M.Si. memiliki ide untuk menerapkan penggunaan bahan pencita rasa asap yang aman diterapkan pada produk perikanan.
UD Makmur Mandiri yang memiliki produk berupa bandeng duri lunak memiliki permasalahan pada umur simpan produk yang rendah dan keinginan untuk berinovasi menciptakan produk bandeng duri lunak bercita rasa asap. Dibantu oleh ketiga dosen di atas, UMKM yang sedang berkembang tersebut kini berhasil mengembangkan bandeng duri lunak dengan penambahan asap cair sebagai pengawet alami sekaligus pencita rasa asap yang aman bagi kesehatan.
Melalui hibah pengabdian dari Kemenristekdikti dengan skema Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD), produk dengan merk “Bandeng Duri Lunak Bu Fatkhan” tersebut kini mampu bersaing dengan produsen bandeng duri lunak lain di Kota Semarang. “Penggunaan asap cair ini sangat mudah, hanya dengan melarutkan 5 sendok makan asap cair ke dalam 7 liter air kemudian digunakan untuk merendam bandeng sebelum dipresto. Bisa juga dicampurkan pada bumbunya”, ujar Mumpuni Kusumandari, penanggungjawab UD Makmur Mandiri ketika ditemui di kediamannya di Jl. Purwosari IV, Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang baru-baru ini.
Asap cair merupakan bahan pengawet alami yang sekaligus dapat digunakan untuk memberikan citarasa (flavor) terutama flavor asap pada produk daging dan ikan. Bentuknya yang cair membuat asap cair mudah diaplikasikan tanpa harus ada proses pengasapan secara langsung yang diterapkan pada produk. Asap cair sebagai pengawet dapat menggantikan fungsi boraks dan formalin yang belakangan sering disalahgunakan oleh beberapa pihak untuk mengawetkan produk makanan.
Proses pengasapan secara langsung juga dimungkinkan akan menghasilkan produk yang bersifat karsonogenik dan berbahaya bagi kesehatan. Diharapkan semakin luasnya penggunaan asap cair akan mengurangi jumlah penggunaan boraks dan formalin serta mengurangi dampak dari pengasapan secara langsung yang diterapkan pada produk daging dan ikan.