Guru Bimbingan Konseling (BK) sering dianggap memiliki citra seram dan angker oleh siswa. Hal ini dikarenakan seringkalai ada stereotip bahwa semua guru BK galak dan gampang memberi sanksi. Tak jarang guru BK mendapat sebutan musuh siswa. Anggapan ini jelas keliru. Karena pada darnya guru BK justru yang harus paling dekat dan memahami siswa.
Hal tersebut ditegaskan oleh Kaprodi BK UPGRIS Siti Fitriana, S.Pd., M.Pd., dalam pembukaan BK Fest yang digelar oleh Hima BK UPGRIS, di gedung Balairung (08/31). “Guru BK harus mengedepankan pendekatan humanis dan menanamkan aspek siswa sahabat siswa. Sehingga kesan buruk guru BK selama ini bisa lebih positif,” ungkap Siti.
Untuk menunjang hal itu, guru BK harus memahami persoalan-persoalan siswa serta mencari pendekatan yang sesuai. Salah satunya menggunakan sistem Bimbingan Kelompok Teman Sebaya yang dalam acara ini dilombakan. Para peserta berjumlah 170 siswa yang berasal dari 17 sekolah se-Jawa Tengah. Lewat sistem ini, kecenderungan remaja untuk lebih terbuka kepada sesama temannya bisa menjadi tahapan konseling yang efektif.
Dalam gelaran BK Fest tersebut juga berlangsung pelbagai lomba untuk mahasiswa, seperti Good Talent, Putra Putri BK, Lomba Stand Kelas, serta lomba Poster. Wakil Ketua Hima BK Rifal Oktiawan mengungkapkan program BK Fest ini diadakan setiap tahun. Selain itu, “Tujuan acara ini juga untuk menjaring para mahasiswa berprestasi dan kreatif,” ungkapnya. Di stand yang ada, hadirin bisa melihat hasil kreasi mahasiswa seperti aneka kuliner, jus, dan media pembelajaran lainnya.