Jalan panjang yang ditempuh Universitas PGRI Semarang, sampai tahun ini sudah berumur 37 tahun. Umur yang tak lagi muda, tetapi juga tak terlalu tua. Pada usia ini, pelbagai capaian-capaian lain selain prestasi akademik sudah dimiliki. Hal itu disampaikan oleh Rektor UPGRIS Muhdi dalam puncak acara Dies Natalis kampus tersebut yang ke-37 di Balairung UPGRIS, Senin (23/7).
“Kita sudah 37 tahun mengabdikan diri untuk pendidikan Indonesia. Usia 37 tahun itu sudah dewasa, tapi belum tua ya. Pada usia ini, UPGRIS berupaya terus mengembangkan diri. Dan lebih daripada itu, kita terus berupaya memberikan kontribusi dan memperbanyak tanggungjawab melalui berbagai penelitian dan pengabdian sebagai bentuk nyatanya. Sehingga tidak terus terpaku mengejar prestasi (akademik) saja,” paparnya.
Lebih lanjut Muhdi menmbahkan, UPGRIS sebagai salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) di Jawa Tengah, secara peringkat kini sudah menempati peringkat 100 besar nasional. Kemudian khusus pada bidang pengabdian masyarakat, UPGRIS masuk peringkat ke-23 nasional. “Kemudian di bidang penelitian, kita sudah masuk posisi ke-66. Ini artinya, pada usia ke-37 ini keseimbangan sudah mulai tampak, disamping terus mengembangkan diri dan berkontribusi untuk Indonesia,” katanya.
“Saat ini, UPGRIS telah memiliki 57 doktor, dan ada 80 lebih dosen yang tengah studi doktoral baik di dalam maupaun luar negeri. Dan tahun ini juga, kami berangkatkan cukup banyak dua orang dosen ke luar negeri, yakni ke China dan Thailand. Mudah-mudahan cepat lulus, dan akan menambah jumlah doktor di UPGRIS,” tukasnya.