Altruisme sosial menjadi sikap yang sangat diperlukan bagi masyarakat kita sekarang. Hal itu sangat penting sebagai penyeimbang di tengah era egoisme individu sebagai dampak dari kehidupan modern.
“Altruisme akan menjadikan hidup kita lebih bermakna. Hidup bukan perlombaan yang tidak ada ujungnya. Harus ada refleksi. Altruisme sosial bukan semata tentang saya, tapi tentang pemaknaan hidup yang sebenarnya sebagai manusia di lingkaran sosial.”
Hal itu disampaiakan oleh Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Keolahragaan (FPIPSKR) UPGRIS, Dr. Agus Sutono, S. Fil., M.Phil., dalam acara “Closing Ceremony” Pekan Pahlawan X Tahun 2025, di Kampus 4, Jl. Gajah.
Agus Sutono juga menegaskan, perlu adanya kepaduan akademis dan non-akademis. Keduanya harus imbang. Akademis harus kuat, tetapi juga di luar itu juga harus berkembang. “Budaya populer sering membuat kita lupa pada budaya sendiri. Ada kearifan lokal yang mesti kita maknai. Kita mewariskan budaya yang harus terus dilestarikan.”
Pementasan wayang kulit menutup rangkaian kegiatan tersebut. Pagelaran wayang kulit pakeliran padat ini mengangkat tema “Mbangun Bale Pura Kencana”, dipimpin dalang Ki Dr. Bambang Sulanjari, M.A., sekaligus pengajar Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) UPGRIS.
Kegiatan tahunan ini bertujuan membangkitkan semangat kepedulian sosial, budaya, dan lingkungan di lingkungan kampus. Berbagai agenda juga digelar sebagai wadah aktualisasi mahasiswa dan civitas academica.
Kegiatan tersebut meliputi bakti sosial, donor darah, lomba memasak untuk dosen, hingga lomba pembelajaran bagi guru. Mahasiswa juga diberi ruang berkreasi melalui kompetisi TikTok bertema kepahlawanan.
Rangkaian kegiatan tersebut menjadi wahana edukasi bagi mahasiswa agar memiliki kepekaan sosial, memahami problem budaya, dan semakin bangga terhadap identitas bangsa.

