Kecangihan tekhnologi di tanah air sudah merambah ke daerah. Bahkan, anak balita sudah diperkenalkan kehebatanya. Doanan tradisional seakan sudah ketinggalan jaman dan kampungan. Tidak sedikit anak-anak yang tidak tahu jenis dolanan tradisional. Ironisnya, dolanan tradisional akan punah.
Hal ini yang mendasari program studi Pendidikan Anak Usia dini (PAUD) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) meluncurkan kembali dolanan karo bocah-bocah (Dokarbobo). Hadir kepala dinas pendidikan kota Semarang Drs Bunyamin MPd dan Ir Suwarno Widodo MSi kepala lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (LPPM) UPGRIS. Dokarbobo diikuti kelompok PAUD dan TK se Kota Semarang. Agenda Car Free Day, Minggu (15/11) di Simpang Lima Semarang menjadi tempat pilihan karena banyaknya masyarakat yang menyaksikan.
Drs Bunyamin MPd menyampaikan dukunganya terhadap Dokarbobo. Dolanan tradisional yang harus diperkenalkan sejak usia dini. Upaya ini untuk melestarikan budaya. Jangan sampai dolanan tradisional diakui oleh negara lain, ungkapnya.
Banyak orang tua yang mendampingi merasa prihatin jika anaknya tidak meneganal dolanan tradisional Indonesia. Jika, dolanan tradisonal terkalahkan oleh teknologi maka budaya bangsa sudah hilang. Peran orangtua sangat penting mengenalkan dan mengajari anak-anaknya.
Ir Suwarno Widodo Msi menambahkan Dokarbobo bentuk tanggung jawab UPGRIS terhadap pendidikan anak. Dokarbobo yang diciptakan adalah bentuk keprihatinan terhadap anak usia dini yang tidak kenal lagi dolanan tradisional.