Evaluasi PISA tahun 2015 menyatakan, performa siswa Indonesia dibidang matematika masih tergolong rendah. Siswa Indonesia hanya menempati peringkat 63 dari 69 negara. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa, diantaranya penerimaan informasi menjadi pengetahuan yang bermakna.
“Pengetahuan dan keterampilan yang bermakna membutuhkan keterlibatan imajinasi, di dalam proses pembelajaran. Imajinasi ialah visualisasi persepsi, yang menghadirkan kemungkinan-kemungkinan tindakan, menghadirkan kesiapan untuk melakukan tindakan yang mungkin. Embodied cognition dari imajinasi ialah kemungkinan tindakan hasil dari imajinasi,”papar dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Ida Dwijayanti, dalam sidang terbuka ujian promosi doktor Program Studi S3 Pendidikan Matematika, Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya, Selasa (12/3).
Hal tersebut, menjadi latar belakang disertasi penelitian yang dilakukannya. Mengusung judul ‘Embodied Cognition dari Imajinasi Siswa SMP dalam Memahami Konsep Bentuk Aljabar ditinjau berdasarkan Gaya Belajar’, dirinya mendapat pendampingan Promotor Prof I Ketut Budayasa PhD, dan Co Promotor Dr Tatag Yuli Eko Siswono MPd.
“Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui embodied cognition dari imajinasi yang digunakan siswa, dalam pemahaman konsep bentuk aljabar. Jenis penelitian yang dilakukan berupa eksploratif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian melibatkan 3 siswa dengan gaya belajar visual, audio dan kinestetik,”lanjutnya.
Data diperoleh melalui metode tes, wawancara dan observasi. Instrumen penelitian telah teruji validitas konstruk, validitas isi, validitas muka, validitas, validitas butir serta reliabilitasnya.
“Pengujian keabsahan data menggunakan kriteria kredibilitas, melalui triangulasi waktu dan kecukupan referensial. Selanjutnya, dependabilitas melalui audit penelitian oleh pembimbing dan konfermabilitas, melalui memperkuat kerangka teori, konsultasi hasil dengan pembimbing serta seminar hasil,”tandasnya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa imajinasi yang digunakan untuk memahami konsep variabel, koefisien dan konstanta. Visualisasi persepsi yang menghadirkan kemungkinan tindakan merepresentasikan wadah (kaleng, box, kotak, dll) suatu benda yang belum diketahui jumlahnya, merepresentasikan kofaktor dari variabel dan merepresentasikan jumlah dari benda yang telah diketahui sebagai konstanta.
Embodied cognition dari imajinasi tersebut berupa gestur representasi langsung ataupun gestur representasi tidak langsung. “Imajinasi yang dihadirkan pada proses lainnya ialah visualisasi persepsi yang menghadirkan kemungkinan tindakan memberi contoh bentuk aljabar, atau kemungkinan tentang tindakan memberi contoh bukan bentuk aljabar. atau kemungkinan tindakan mengidentifikasi persamaan atau kemungkinan tindakan menyebutkan variabel, koefisien dan konstanta,”tandasnya.
Embodied cognition dari imajinasi ini, berupa gestur menulis dan gestur menunjuk. Utterance lain juga dihadirkan sebagai embodied cognition lain dari imajinasi yang diciptakan.