Kesadaran akan sumber energi serta pengelolaannya perlu diterapkan kepada generasi muda, di antaranya di kalangan mahasiswa. Melalui kesadaran itu, generasi muda akan bijak dalam menggunakan sumber energi terbatas seperti sumber energi fosil, di samping itu mereka juga akan terbuka pikirannya untuk menemukan sumber energi baru yang lebih terbarukan melalui berbagai penelitian.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Kemenristek DiktiT otok Prasetyo usai memberikan kuliah perdana kepada mahasiswa teknik Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) akhir pekan kemarin.
Sumber energi fosil kita terbatas, tapi sumber lain seperti angin, air laut, sinar matahari, bisa dibilang meilmpah. Ini yang harus bisa dimanfaatkan agar tidak terus-terusan bergantung pada sumber energi fosil, katanya.
Dia menyebutkan, generasi muda perlu dididik menggunakan sumber energi secara bijak. Agar sumber energi terbatas yang saat ini masih digunakan tidak cepat habis sebelum menemukan sumber energi lain yang terbarukan.
Jangan sampai seperti bahan bakar minyak masih murah dan sebagainya, penggunaannya lantas tanpa hitungan. Semua penggunaannya harus bijak, papar mantan Direktur Polines Semarang ini.
Totok menambahkan, pemanfaatan sumber energi alternatif selain energi fosil, di Indonesia memiliki karakter berbeda-beda sesuai daerah masing-masing. Beberapa bisa cocok menggunakan sumber energi angin, namun di tempat lain, sumber energi yang cocok adalah sinar matahari, panas bumi atau yang lainnya.
Masing-masing daerah tidak bisa sama sumber energinya. Nah, hal itu tentu perlu penelitian. paparnya.
Sementara Rektor UPGRIS Muhdi menyebutkan, phaknya sengaja mengundang Totok untuk memberi kuliah umum agar dapat memberikan gambaran sumber energi kepada mahasiswa Teknik Mesin UPGRIS.
Pak Totok itu ahlinya, maka dari itu kami ingin mahasiswa kami terbentuk mindsetnya agar mampu mengelola sumber energi dengan bijak, tukasnya.