Perkembangan zaman dan teknologi menuntut para pendidik untuk melakukan inovasi. Seturut itu, perubahan paradigma dan karakteristik pendidikan abad ke-21 menjadi tuntutan besar bagi LPTK dalam menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif untuk menyiapkan calon guru yang unggul.
Namun pada kenyataannya, kondisi pembelajaran di perguruan tinggi secara umum kurang inovatif. Dosen kurang memahami kurikulum, pengembangan materi pembelajaran secara kontekstual masih sangat terbatas. Selain itu, dosen juga kurang mempersiapkan perangkat pembelajaran, dan dosen kurang jelas merumuskan capaian pembelajaran.
Hal itu disampaikan oleh dosen program studi pendidikan Fisika Universitas PGRI Semarang, Harto Nuroso dalam ujian terbuka doktor Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, S3 pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Kamis, 15 April 2021, secara daring.
Harto mempertahankan desertasinya yang berjudul “Rekonstruksi Pembelajaran Fisika Lingkungan dengan Mengintegrasikan Etnoteknologi sebagai Upaya Mewujudkan Calon Guru yang Unggul.” Lewat disertasinya, Harto berupaya merekonstruksi pembelajaran Fisika Lingkungan dengan mengintegrasikan etnoteknologi sebagai upaya mewujudkan calon guru yang unggul.
“Disertasi ini bertujuan menghasilkan struktur bahan kajian, model pembelajaran dan alat evaluasi Mata Kuliah Fisika Lingkungan dengan mengintegrasikan etnoteknologi. Selain itu juga untuk menganalisis konten dan konteks pengetahuan etnoteknologi yang akan diintegrasikan pada mata kuliah Fisika Lingkungan. Diharapkan pula lewat disertasi ini bisa menerapkan Model Pembelajaran Fisinet serta menemukan tanggapan dan karakteristik Model Pembelajaran Fisinet.”
Lebih jauh Harto memaparkan, ia mendapati temuan bahwa proses pembuatan batu bata, genteng dan gerabah khususnya pada bahan, pencetakan, penjemuran dan pembakaran dapat diintegrasikan pada mata kuliah Fisika Lingkungan. Hasil implementasi Model Pembelajaran Fisinet menunjukkan bahwa semua indikator mengalami peningkatan N-gain baik secara individu maupun kelompok prestasi.
“Temuan penelitian menunjukkan terdapat pengaruh keterampilan khusus yaitu komunikasi dan kerja tim terhadap sikap dan tata nilai. Model ini diharapkan dapat dikembangkan dan diimplementasikan lebih luas khususnya dalam mata kuliah pendidikan fisika yang lain,” tegasnya.
Harto Nuroso raih IPK 3,96, doktor ke-600 di pascasarjana UNNES serta doktor IPA ke-8. Dalam ujian terbuka ini, harto dipromotori oleh Prof. Dr. Sarwi, M.Si., Co-promotor Prof. Dr. Sudarmin, M.Si., Anggota promotor Prof. Dr. Supriyadi, M.Si.