Sebanyak 66 guru Bahasa Indonesia yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di kota Semarang mengikuti pelatihan menulis artikel populer secara dalam jaringan (daring). Puluhan guru mengikuti pelatihan selama sehari Minggu (22/8/2021) hingga usai.
Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) sekaligus ketua Tim pengabdian kepada masyarakat mengatakan, pelatihan ini diperuntukan bagi guru yang masih mengalami kesulitan dalam mengirim artikel poupulernya ke media massa. “Bahkan masih banyak guru yang takut dan belum tahu alurnya bagaimana mengirimkan naskah ke redaksi. Kesulitan dalam menuangkan ide ke tulisan menjadi penyebab guru paling dominan. Pelatihan ini merupakan bentuk tanggung jawab sesama pendidik untuk mendiskusikan keilmuan yang serumpun. Diharapkan pelatihan ini memberikan jalan bagi guru untuk semangat dan terus menggali ide dalam menulis secara popular. Sehingga, kualitasnya tidak diragukan lagi,” ungkap Asropah.
Tim yang beranggotakan Dr Asropah MPd (ketua), Dr Ika Septiana MPd (anggota), Muhajir SPd MHum (anggota) dan Ahmad Ripai MPD (anggota) dan Setia Naka Andrian MPd sebagai moderator.
Imam Taufik ketua MGMP Bahasa Indonesia SMA Kota Semarang mengatakan apresiasinya kepada para guru yang mengikuti pelatihan tersebut. “Sebab, guru sebagai pendidik sudah semestinya harus melek literasi. Karena itu pulalah, kredit poin yang mensyaratkan guru mempublikasikan karyanya di media cetak adalah kebijakan yang tepat. Jangan mudah menyerah dalam menulis,” ungkap Imam.
Muhajir didapuk menjadi narasumber dalam pelatihan tersebut. Dalam paparannya, Ulin menyebut tulisan yang menarik biasanya muncul dari guru yang kreatif. “Jangan pernah menyerah jika tulisan sekali dikirim ditolak atau tidak berhasil. Guru harus mencari ide atau gagasan yang unik agar redaksi tertarik,” tutur Hajir.
Jika ada sesuatu yang baru di idenya, yang biasanya kontroversial. Jadi menarik untuk dibaca khalayak luas. Tulisan karya ilmiah populer yang ditulis kalimatnya tidak panjang serta tidak bertele-tele. Selain lebih enak dibaca, gagasan utama yang disampaikan juga lebih bisa ditangkap. Tulisan pada artikel ilmiah populer jangan menggunakan kalimat yang panjang. Sebaiknya beberapa kata kemudian langsung titik. Tulisan harus dibatasi agar tidak terlalu Panjang. Serta jangan menggunakan kalimat yang asing bagi para pembaca umum.
Adanya pelatihan tersebut tentu menambah kualitas literasi guru. Sehingga, bisa memberi penjelasan yang lebih baik kepada siswa saat kegiatan belajar mengajar. Khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Semoga pelatihan menulis ini bisa memberikan cara mudah dalam menulis ilmiah popular bagi guru.