Kolaborasi Mahasiswa PBSD Sukses Gelar “Gumebyaring Wyaksa”

Kesenian dan kebudayaan Jawa sangatlah kaya dan beragam. Salah satu cara untuk terus merawat dan melestarikannya ialah dengan cara memberikan ruang dan apresiasi. Mendekatkannya kepada seluruh insan mahasiswa serta generasi muda.

“Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (PBSD) berkomitmen untuk terus menjaga nilai-nilai kesenian Jawa, salah staunya ialah dengan pagelaran acara ini. Mahasiswa berkolaborasi menampilkan tarian, nyanyian, hingga pementasan wayang kulit.”

Hal itu disampaikan oleh Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (PBSD), Yuli Kurniati Werdiningsih, S.Pd., M.Hum., dalam sambutan acara Gumebyaring Wyaksa 2025, yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa PBSD, di Kampus IV UPGRIS, 11 November 2025,

Yuli menuturkan, para mahasiswa diberi kesempatan untuk tampil. “Ada mahasiswa semester satu yang sudah berani tampil, dan memang mereka sudah sejak awal memiliki bakat dan kemauan untuk belajar kesenian Jawa.”

Ditambahkan, acara ini juga sebagai bentuk peringatan Hari Aksara, Hari Wayang, sekaligus Hari Gamelan Nasional. Untuk itu dalam acara ini digelar berbagai pementasan kesenian Jawa, di antaranya pagelaran wayang, pelatihan dan lomba yang diperuntukan untuk siswa SMA.

Ada pun lomba yang diadakan ialah, lomba membaca teks beraksara Jawa yang diikuti 18 peserta dan lomba nembang mocopat yang diikuti 12 peserta. Masing-masing peserta berasal dari 24 sekolah di Semarang, Demak, dan Kendal.

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FPBS), Siti Musarokah, S.Pd., M.Pd., menyebutkan keseriusan UPGRIS dalam mengangkat kesenian dan kebudayaan Jawa. “UPGRIS itu satu-satunya kampus swasta di Jawa Tengah yang masuk 10 besar perangkingan Javametrix,” terangnya.

Selain itu, Dekan menekankan keseriusan universitas dalam memberikan pendampingan dan bimbingan agar para mahasiswa bisa semakin menguasai keterampilan menampilan kesenian Jawa.

“Meskipun mereka masih tahap belajar, tapi mereka punya skill, dan kami akan terus membimbing agar mereka semakin kompeten di bidangnya agar begitu lulus langsung laku di dunia kerja,” terangnya.

Selain lomba, dalam acara tersebut juga digelar workshop wayang kulit dan cara memainkan gamelan. Sejumlah siswa dari 21 sekolah di Semarang diundang untuk mendapatkan pelatihan.