Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Keolahragaan (FPIPSKR) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) gelar sarasehan hari lahir Pancasila, Kamis (3/6/2021). Sarasehan Pancasila diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis Ke-40 (Panca Windu) Universitas PGRI Semarang. Kegiatan ini terselenggara baik dengan menggandeng AP3KnI Jawa Tengah.
Hadir beberapa narasumber dalam kegiatan tersebut Dr Muhdi SH MHum rektor UPGRIS, Prof Dr Masrukhi MPd rektor UNIMUS, Dr Agus Sutono SFil MPhil dekan FPIPSKR UPGRIS, Dr Triyanto SH MHum, Ketua AP3KnI Jawa Tengah, Dr Suprayogi MPd dosen PPKn UNNES, Ketua MGMP PPKn SMA Jawa Tengah Mustari SPd MH, serta Suhardi SPd MMPd Ketua MGMP PPKn SMP Jawa Tengah.
Acara berlansung melaui dalam jaringan Zoom serta ditayangkan memalui kanal Youtube FPIPSKR UPGRIS. Dalam sambutanya Dekan FPIPSKR Dr Agus Sutono SFil MPhil menyampaikan kegiatan ini merupakan agenda tahunan akademik FPIPSKR UPGRIS. “Acara ini juga bertepatan peringatan hari lahir Pancasila. Acara ini diikuti oleh ribuan peserta dari UPGRIS serta dari oerguruan tinggi lain di tanah air. Hal yang mendasari kegiatan ini salah satunya, tanggung jawab dan kewajiban moral sebagai sivitas akademika di perguruan tinggi. Selain itu, memiliki tanggung jawab yang tinggi dan demi keberlangsungan negara kesatuan republik Indonesia dengan ideologi Pancasila sebagai rumah besar bangsa bangsa,” tutur Agus.
Agus sutono menyampaikan materi pancasila sebagai filsafat pendidikan nasional. “Sistem pendidikan yang dialami sekarang ini merupakkann hasil perkembangn pendidikan yang tumbuh dalam sejarah pengaaman bangsa di masa lalu. Pendidikan tidak berdiri sendiri, tetapi selalu dipengaruhi oleh kekuatan-keuaan politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Pendidikan, selain sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan, sosial budaya, juga merupakan sarana untuk mewariskan ideologi bangsa kepada generasi selanjutnya yang sekali lagi hanya dapat dilakukan melalui pendidikan. Suatu bangsa akan menajdi kuat dengan sistem pendidikannya yang kuat dan baik kualitasnya,” imbuh Agus.
Kompetensi Kontekstual Pancasila, diantaranya Sikap bertanggung jawab. Kedua, Kemampuan memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bagi Persatuan Indonesia. Ketiga, Pengenalan atas perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni. Keempat, Pengenalan atas perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni.
Filsafat pendidikan Pancasila sebagai ruh dari sistem pendidikan nasional di Indonesia harus benar-benar dihayati sebagai sumber nilai dan rujukan dalam perencanaan strategis dibidang pendidikan di Indonesia.
Segenap perubahan yang dimungkinkan dalam sebuah sistem pendidikan nasional, sebagai sebuah keniscayaan dalam menghadapi semua perubahan jaman, harus mempertimbangkan Pancasila sebagai kerangka acuan, yang berarti perubahan yang dimungkinkan adalah perubahan yang tidak berkaiatan dengan nilai dasarnya tetapi perubahan dalam aspek instrumentalnya, sebagaimana misalnya dalam kebijakan Kurikulum
Dr Muhdi SH MHum dalam sambutanya menyampaikan bahwa UPGRIS sebagai perguruan tinggi yang konsisten, komitmen, dan tetap mempertahankan mata kuliah Pancasila secara mandiri. “Bersama mengamalkan Pancasila dalam tindakan, kita bisa mengamalkan. Kendala pandemi tidak dijadikan kendala dalam mengajarkan serta mempraktikan nilai-nilai Pancasila. Pelajaran Pancasila menjadi pendidikan harus sungguh-sungguh terus diajarkan disemua jenjang pendidikan. Pembelajaran PPKn kekian harus muncul dari para akademisi agar menarik serta dapat diterima dengan sangat baik. Bagi UPGRIS sebagai pergrurua tinggi di bawah PGRI yang lahir setelah 100 hari setelah kemerdekaan. Sebab PGRI sebagai miniatur bangsa Indonesia sebagai pendiri guru-guru yang ikut berperan dalam perjuangan bangsa.