Ketaatan beragama manusia sepantasnya terwujud dalam sikap dan perilaku. Dengan begitu tiap pemeluk agama mampu mempresentasikan dirinya sebagai manusia yang membawa kebaikan dan menjadi teladan bagi sesama. Kesadaran untuk memunculkan semangat peneladanan dianggap mampu mendorong umat beragama untuk tetap menjalankan ajaran agamanya sesuai kaidah masing-masing.
Hal itu disampaikan oleh Rektor Universitas PGRI Semarang, Dr.Muhdi, SH., M.Hum, dalam Perayaan Natal Umat di lingkungan kampus UPGRIS, 19 Desember 2019, di Gedung Pusat, lantai 7. “Memaknai Natal juga sama dengan memaknai adanya peneladanan. Menjadi pribadi-pribadi yang penuh peneladanan, tidak terjebak provokasi dan hoaks,” ungkap Muhdi. Selain itu, pemeluk agama juga mesti merealisasikan “cinta” sebagai nilai sebuah agama.
Muhdi juga menegaskan, tiap manusia beragama tak perlu berlebihan dalam menyikapi perbedaan agama sehingga merusak kaidah. “Biarlah masing-masing menjalankan amalan sesuai dengan ajarannya, tak perlu melebih-lebihkannya ke dalam bentuk dan simbol-simbol tertentu yang justru bisa merusak kaidah.”
Sementara itu, Ketua YPLP PT PGRI Dr. Sudharto, MA, menegaskan betapa lembaga dan yayasan PGRI selalu menjunjung tinggi nilai kebangsaan dan menghormati perbedaan. “Kampus ini (UPGRIS, red) mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, karena itulah jati diri bangsa. Dan sebab itu memberikan kebebasan kepada seluruh penganut agama Kristiani untuk merayakan ibadah mereka sesuai kepercayaan,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Panita Perayaan Natal, Dr.Wiyaka, M.Pd. “Hari raya Natal selalu diperingati di UPGRIS, tiap tahunnya. Ini membuktikan lembaga ini sangat kondusif, pihak kampus mendukung penuh acara keagamaan sesuai kaidah,” ungkapnya. Acara ini juga dimeriahkan oleh paduan suara dosen dan karyawan, serta berbagai pentas tarian dan nyanyian religi.[]