Masa paling tepat untuk menanamkan karakter kepada anak adalah saat masa usia dini. Sebab itu, pada masa ini guru harus bisa menanamkan karakter dan mentalitas kreatif dan inovatif. Salah satu caranya ialah lewat mendongeng. Ini disampaikan oleh Rektor Universitas PGRI Semarang dalam sambutan Seminar Pendidikan Abad 21 yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Himpaudi Jateng bekerja sama dengan FIP UPGRIS, di Gedung Balairung, 2 Desember 2019. Hadir dalam seminar ini,Prof.Carmen Dalli, dari Victoria University, New Zealand, dan Dr.Yulianti Siantajani, M.Pd, pemilik Sinau dan Sekolah Bukit Aksara Semarang.
“Guru-guru PAUD harus sering mendongeng, karena lewat dongeng bisa merangsang imajinasi anak. Lewat dongeng itulah nilai-nilai pendidikan karakter masuk dan lekat di ingatan anak,” ungkap Muhdi. Dengan begitu, guru harus menguasai materi-materi dongeng yang sesuai dengan penanaman karakter anak.
Hal senada juga disepakati oleh oleh Ketua Himpaudi Jateng Dedy Andriyant0, S.Sos. “Dalam risalah pelbagai kitab suci, pesan-pesan ajaran agama sering disampaikan dalam bentuk cerita. Itu artinya cerita memang cara paling tepat untuk menyampaikan nilai-nilai karakter,” ungkapnya. Dedy juga menambahkan, guru PAUD hari ini harus sadar bahwa anak-anak yang mereka didik adalah pemilik generasi masa depan. “Jangan mengajari mereka menggunakan nilai-nilai lama, karena anak itu akan hidup di masa depan.”
Sementara itu, Dekan FIP Muniroh, S.Pd, M.Pd, menyebut, guru PAUD harus memiliki kesadaran untuk menstimulus kemampuan anak dalam menjalin komunikasi yang baik serta berkolaborasi dengan orang lain. Cara terbaik untuk menyalurkan nilai-nilai itu salah satunya lewat dongeng. “Guru mau tidak mau harus mengikut tuntutan zaman. Guru PAUD tak boleh calistung saja, tapi juga mendongeng,” tegasnya.