Sekitar 1.500 mahasiswa Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) berlomba menjadi yang terbaik dalam ajang Pekan Olahraga Seni dan Ilmiah Mahasiswa UPGRIS (Porsima UPGRIS), 2-11 April ini. Gelaran tahunan ini juga dijadikan ajang seleksi atlet untuk memperkuat kontingen kampus tersebut di Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) regional hingga nasional nanti.
Rektor UPGRIS, Dr Muhdi SH MHum berharap, mahasiswa yang berkompetisi bisa memanfaatkan ajang ini sebagai arena aktualiasi diri di luar kelas. Sebab kampus yang dipimpinnya saat ini berorientasi tidak hanya menyiapkan mahasiswa dalam hal kompetensi keilmuan lewat perkuliahan tapi juga menghasilkan kompetensi lain yang mereka butuhkan lewat sebuah kompetisi.
”Ke depan, mahasiswa kami tidak cukup mendapatkan kompetensi keilmuan saja. Ada 10 kompetensi tambahan yang dibutuhkan mulai kemampuan problem solving hingga beradaptasi. Hal ini bisa dilatih melalui sebuah kompetisi. Porsima ini ajang yang tepat, bagi mereka yang ingin mewakili universitas di tingkat yang lebih tinggi di POM,” kata Muhdi kemarin.
Mahasiswa yang berpartisipasi berasal dari tujuh fakultas yang ada di UPGRIS. Mereka bertanding dalam tiga katagori yakni olahraga, kesenian, dan karya ilmiah. Khusus olahraga ada beberapa cabang yang dipertandingkan, seperti futsal, bola voli, bulutangkis, tenis meja, catur, taekwondo, atletik, hingga e-sport. Lalu untuk kesenian ada, lomba cerpen, karikatur, tari kreasi, monolog, drama, musikalisasi pusi, dan solo vokal.
”Kami juga mendorong para mahasiswa terjun dalam sport entrepreneurship . Sebab perkembangan ekonomi dunia dalam 10 tahun terakhir, paling pesat pertumbuhannya dalam bidang olahraga. Bisnis di dunia olahraga sangat cepat dan saat ini di kita baru sebatas ajang rekreasi yang dirasakan. Mahasiswa juga harus sadar bahwa dalam kompetisi ada sisi yang bisa dijual secara ekonomis,” lanjut Muhdi.