Pembelajaran sains tidak sekedar terkait pengetahuan, tetapi juga mencakup keterampilan berpikir. Disatu sisi, diperlukan kajian bagaimana proses pembelajaran sains, agar berdampak pada proses peningkatan keterampilan berpikir.
Hal tersebut mendorong disertasi penelitian yang dilakukan dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Nur Khoiri, dalam meraih program doktor Prodi Pendidikan IPA di Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (Unnes).
“Keterbatasan keterampilan merancang kegiatan praktikum, berdampak pada kesulitan guru dalam menyusun prosedur, dan melakukan penilaian kegiatan praktikum. Pendidikan tidak didesain khusus untuk mengembangkan keterampilan generik sains siswa, dan karena besarnya manfaat keterampilan generik sains dalam kehidupan sehari-hari, diperlukan pembekalan kepada siswa sejak dini. Keterampilan generik sains guru yang baik akan berdampak pada baiknya keterampilan generik sains siswa,” paparnya, dalam sidang terbuka promosi doktor di kampus Unnes Sampangan Semarang, Kamis (23/1).
Melalui penelitian berjudul ‘Pengembangan Program Perkuliahan Fisika, Berorientasi Keterampilan Merancang Kegiatan Laboratorium Berbasis Keterampilan Generik Sains’ tersebut, diharapkan menghasilkan program perkuliahan yang mampu membekali mahasiswa calon guru, dengan keterampilan merancang kegiatan laboratorium berbasis keterampilan generik sains (MKL-KGS).
“Penelitian dilakukan dengan metode pengembangan yang terdiri empat tahap yaitu define, design, develop dan dissemine,” tandasnya, dalam penelitian yang dipromotori Prof Dr Ani Rusilowati, kopromotor Prof Dr Wiyanto MSi dan anggota promotor Dr Sulhadi MSi.
Lebih jauh dipaparkan, program yang dihasilkan valid dan reliabel secara isi dan konstruk. Proses perkuliahan menunjukan bahwa, keterlaksanaan program termasuk kategori baik dengan rata-rata skor 3,16.
“Program yang disusun juga efektif, meningkatkan keterampilan MKL-KGS mahasiswa berdasarkan pada penilaian produk, kinerja serta pengujian produk perkuliahan. Pengujian produk program dilakukan di SMAN 11 dan SMAN 15 Semarang,”lanjutnya.
Pengujian dilakukan dengan metode eksperimen, dan disimpulkan bahwa produk alat peraga beserta panduan yang telah disusun oleh mahasiswa, sebagai produk perkuliahan program MKL-KGS mendapat respons positif.
Atas penelitian tersebut, pria yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi Informasi (FPMIPATI) UPGRIS tersebut, dinyatakan lulus dengan IPK 3,82 sekaligus menjadi Doktor ke-73 UPGRIS.
Rektor Dr Muhdi SH MHum mengapresiasi positif capaian yang diraih. Dirinya berharap, seiring dengan peningkatan kualitas SDM dosen tersebut, juga berdampak positif terhadap kualitas pembelajaran dan kompetensi lulusan UPGRIS.
“Kita terus dorong penambahan jumlah dosen bergelar Doktor. Tujuannya tentu untuk memperkuat kompetensi pembelajaran, sehingga diharapkan nantinya lulusan kita pun berkualitas dan mampu bersaing secara global,” tandasnya.