Kemudahan akses siswa pada perkembangan teknologi juga menjadi sebuah tantangan dalam Pendidikan dimasa kini, terutama dalam meningkatkan minat belajar siswa (Syafani, 2023). Hal ini, menuntut seorang guru untuk menciptakan suatu pembelajaran yang dapat membuat siswa merasa nyaman dan bahagia ketika pelajaran berlangsung.
Sejalan dengan ungkapan (Hapsari, 2021) dalam proses pengajaran dapat menjadi kreatif, inovatif dan merangsang yang dapat memberikan semangat kepada anak upaya meningkatkan minat siswa dalam belajar khususnya pada siswa sekolah dasar yang kerap kali merasa jenuh atau bosan saat dihadapkan dengan tulisan pada buku hingga pembelajaran itu bukan lagi tentang memberikan pengetauhan pelajaran saja, tetapi juga tentang menginspirasi siswa untuk belajar dengan penuh gairah dan minat yang tinggi.
Dalam mengatasi masalah tersebut penggunaan unsur kearifan lokal mampu membantu siswa lebih terhubung dengan akar budaya dan membangun rasa bangga terhadap warisan budaya didaerahnya. Keberadaan kearifan lokal dengan sebuah ilmu pengetahuan dapat saling mendukung satu sama lain dalam kehidupan bermasyarakat. Kearifan lokal dapat berkolaborasi dengan ilmu pengetahuan yang berguna bagi kebutuhan masing-masing individu dalam berhubungan dengan masyarakat.
Penggunaan unsur kearifan lokal dalam pembelajaran memberikan gambaran yang lebih nyata bagi siswa, hal ini dapat membuat siswa lebih tertarik karena dapat melihat keterkaitan antara pelajaran dengan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selanjutnya, dapat membangkitkan perasaan dan emosi positif pada siswa (Santos et al., 2019).
Kemudian, dapat menambah pemahaman siswa pada keragaman kearifan lokal yang ada (Pujiastuti, 2019). Terahir, siswa dapat saling berdiskusi untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sudut padang mereka sendiri, sehingga dapat mengaktifkan suasana dalam pembelajaran (Utami et al., 2019).
Jadi penggunaan unsur kearifan lokal dalam pembelajaran materi dan media atau alat peraga dalam pembelajaran, hal ini dapat mewujudkan kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain melalui pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah (Nuraisah et. al. 2022), dengan adanya hal tersebut dapat menciptakan suasana dalam pembelajaran yang aktif melalui diskusi antar siswa. Siwa akan saling bertukar informasi yang diketihuinya serta mengumpulkan informasi baru melalui pengetahuan yang dibagi dari siswa lainnya.
Penerapan kearifan lokal dalam materi pembelajar dapat di aplikasikan bahasan pengantar materi yang disampaikan. Kemudian, penerapan kearifan lokal pada media atau alat peraga pada pembelajaran dapat diterapkan sebagai tampilan yang memberikan nilai estetika pada materi agar tampilannya lebih menarik.
Penerapan kearifan lokal dalam pembelajaran bisa dilakukan dengan mengaitkan antara materi pembelajaran dan kearifan lokal yang ada dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya
pada cerita rakyat, permainan tradisional, dan lainnya. Pertama cerita rakyat adalah cerita masa lalu yang memiliki kultur budaya yang disajikan sebagai ciri khas, dengan menghubungkan dengan materi yang disajikan dapat dengan penggalan cerita rayat yang berhubungan dengan materi yang diajarkan, contoh cerita rakyat Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang dapat digunakan untuk mengajarkan untuk materi berhitung siswa.
Kedua permainan tradisional adalah warisan budaya bangsa yang telah dimainkan sejak dulu, dengan disajikan sebagai media pada materi yang sajikan, seperti contoh pada permainan tradisional dakonan bisa digunakan sebagai media pembelajaran kerena dalam permainan tersebut bisa mengajarkan anak untuk berhitung yaitu dengan menghitung batu yang di tuang pada setiap lubang dakon.
Ketiga pertanian atau kehutanan adalah pengetahuan dan praktik yang dikembangkan masyarakat dari dulu, dengan menggunakan sebagai sajian materi yang berhubungan dengan pelajaran yang disajikan, contohnya mengombinasikan antara bentuk bangun dengan gambar pertanaian ataupun kehutanan.
Keempat seni dan kerajinan juga dapat dihubungkan dalam beberapa pelajaran yang berhubungan dengan pelajaran yang sisampaikan. Kelima musik dan tari adalah musik dan tarian yang terdapat nilai-nilai social, moral, dan spiritual yang tercemin pada masyarakat, dengan menghubungkan dalam beberapa pelajaran yang berhubungan dengan pelajaran yang disampaikan.
Permainan Dakon biasanya dimainkan pada sebuah papan dengan minimal 14 cekungan dan batu atau biji-bijian berjumlah minimal 98 biji yang dimainkan 2 orang. Dakon mewajibkan pemainnya untuk mengumpulkan biji sebanyak-banyaknya sesuai dengan cara dan aturan permainan ini.
Penggunaan dakon dalam pembelajaran dapat melatih siswa dalam mengenal berhitung dan oprasi menghitung yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian serta pembagian dengan memanfaatkan benda kongkret sehingga siswa akan lebih mudah memahami atau mengaitkan pembelajaran dengan permainan yang ada disekitarnya.
- Berhitung
Siswa akan berlatih berhitung dengan menghitung jumlah dari biji yang ada dalam cekungan dalam papan dakon
- Penjumlahan
Siswa akan berlatih oprasi hitung penjumlahan dengan menjumlah setiap biji yang ada dalam cekungan dalam papan dakon
- Pengurangan
Siswa akan berlatih oprasi hitung pengungaran dengan menghitug jumlah dari biji yang dimiliki setelah diambil oleh lawan bermainnya
- Perkalian
Siswa akan berlatih oprasi hitung perlian dengan mengkalikan setiap jumlah biji dalam cekungan yang sama
- Pembagian
Siswa akan berlatih oprasi hitung pembagian dengan membagi setiap cekungan dengan jumlah biji yang sama.
(Luki Bahari)