Pada dasarnya wacana tentang gender tidak hanya berbicara tentang perempuan,melainkan berbicara tentang relasi antara perempuan dan laki-laki dalam sebuah konstruksi budaya dan sosial. Gender di dalam masyarakat Indonesia tidak terlepas dari konstruksi sosial dan budaya yang dipayungi oleh konsep paternalistik. Konsep tersebut kemudian menghadirkan wacana-wacana yang memposisikan bahwa peran perempuan lebih rendah dari pada laki-laki.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas PGRI Semarang melalui Pusat Kependudukan Perempuan dan Perlindungan Anak (PKPPA) bekerjasama dengan EQWIPHubs dan Yayasan Insan Sekolah Kasih (YISK) selenggarakan “Workshop Penyusunan Proposal Penelitian Bertema Gender”. Acara diselenggarakan, Selasa, (14/11) di ruang Gedung Utama lantai 3 UPGRIS.
Sebagai narasumber Dr. Arianti Ina Restiani Hunga dari UKSW Salatiga menjelaskan
bahwa warga negara dengan jumlah lebih dari 50 persen penduduk Indonesia perempuan masih termarginalkan. “Diantaranya dalam berbagai aspek dan pemenuhan hak asasi-nya sebagai manusia/warga negara masih terabaikan. Untuk itu keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan atas suatu kebijakan adalah hal mutlak,”imbuh Arianti.
Dr Seno Warsito MPd Ketua LPPM UPGRIS menuturkan kegiatan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian bertema gender di lingkungan Universitas PGRI Semarang, guna menyelaraskan hasil penelitian dengan roadmap penelitian. Sasaran dalam kegiatan talkshow adalah dosen di lingkungan Universitas PGRI Semarang yang memiliki minat terhadap penelitain bertema gender,”tutur Seno.
Wacana-wacana tersebut yang telah umum menjadi bagian dari background pemikiran dalam berbagai penelitian bertema gender. Selain itu, dominasi maskulinitas; inferioritas; subordinasi; relasi kekuasaan; peran laki-laki dan perempuan; adalah beberapa istilah yang acapkali muncul sebagai objek formal dalam berbagai penelitian bertema gender. Namun, sesungguhnya penelitian bertema gender tidakhanya dapat membahas hal-hal tersebut. Masih ada berbagai hal yang lebih membumi dan memungkinkan dijadikan sebagai bagian dari penelitian bertema gender. Sayangnya, belum banyak peneliti yang memahaminya sehingga penelitian bertema gender masih minim.
Dr. Arri Handayani, S.Psi, M.Si Kepala PKPPA UPGRIS menjelaskan secara umum kegiatan ini bertujuan membuka wacana tentang berbagai penelitian bertema gender. “Meningkatkan kompetensi para peneliti di lingkungan Universitas PGRI Semarang terkait dengan metode penelitian yang dapat diimplementasikan dalam penelitian bertema gender. Serta, meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian bertema gender di lingkungan Universitas PGRI Semarang,”imbuh Kepala PKPPA UPGRIS.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk peran aktif PKPPA LPPM Universitas PGRI Semarang dalam meningkatkan kompetensi para peneliti sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian para dosen. Selain itu, dengan adanya kegiatan tersebut, yang juga merupakan wahana untuk dapat menemukan dan membentuk team research yang solid dan saling melengkapi di lingkungan Universitas PGRI Semarang yang berasal dari berbagai latar belakang keilmuan.