Keputusan untuk menekuni bahasa Jawa bukan tanpa sebab. Orang kebanyakan mungkin akan mengernyitkan dahi tentangnya. Meskipun menjadi bahasa keseharian pada masyarakat Jawa, kenyataannya masih banyak yang tidak benar-benar paham.
“Dulu saya sempat bingung mau daftar kuliah apa. Nggak punya pandangan yang mantap,” ungkap Mega Sukmadewi, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, Universitas PGRI Semarang, belum lama ini. Mega sempat mendaftar di jurusan lain hingga dua kali, namun pada akhirnya mantap berpindah ke jurusan bahasa Jawa.
“Pindah ke jurusan bahasa Jawa gara-gara ketemu guru bahasa Jawa SMA. Dari beliau saya mendapat pencerahan bahwa bahasa Jawa itu luas,” ungkap perempuan asli Pemalang ini. Gurunya jugalah yang kemudian meyakinkannya bahwa kuliah di jurusan bahasa Jawa akan membuatnya bakal bertemu hal-hal menarik.
Nasihat ibunya berbuah nyata. Belum lama ini, Mega mengikuti program Kampus Mengajar di Pulosari, Pemalang. Daerah itu di dekat kaki gunung Slamet. Selama lima bulan lamanya Mega mengajar di sebuah sekolah SD di sana, tepatnya di Batursari. Di sanalah ia menemui pengalaman menarik.
“Di tempat saya mengajar, anak-anaknya sangat fasih menggunakan bahasa Jawa kromo alus,” terang Mega. Bahkan kemampuan mereka sangat bagus. “Ini membuat saya tertarik mencari tahu penyebabnya. Saya sering menjumpai banyak anak tak bisa bahasa Jawa, apalagi kromo alus,” ungkap pemenang Juara 1 Putri Kartini 2022, Fakultas Bahasa dan Seni UPGRIS ini.
“Selain pendidikan di sekolah, kuncinya ternyata ada pada keluarga. Rata-rata dari siswa tersebut mendapat pendidikan berbahasa Jawa di rumah, dan di sekolah pun mereka dibiasakan untuk menggunakan bahasa Jawa kromo alus kepada guru mereka,” terangnya.
Kebiasaan di rumah dan di sekolah inilah yang menumbuhkan semangat berbahasa Jawa kian kuat pada anak-anak. Pengalaman itu membuat Mega kian yakin bahwa pembelajaran bahasa Jawa akan bisa diterapkan dengan baik asal ada kolaborasi antara keluarga dan sekolah.
“Saya jadi semakin yakin bahwa mengajar bahasa Jawa itu penting dan harus saya lakukan,” ungkap Mega yang kini tengah mulai menyelesaikan skripsi tentang pembelajaran bahasa Jawa di sekolah.