Seorang calon guru matematika atau mahasiswa pendidikan matematika, pada jenjang pendidikan strata 1 (S1) perlu memahami dan belajar tentang kemampuan merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi hasil belajar. Hal ini diperlukan, untuk menggali pemecahan masalah sehingga kelak setelah menjadi seorang guru, dapat melakukan pembelajaran dengan baik dan profesional.
“Self regulated learning , merupakan salah satu yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan pendidikan dan dapat digunakan untuk menjawab permasalahan terkait motivasi dalam belajar, strategi dalam belajar dan regulasi diri dalam belajar. Oleh karena itu kemandirian belajar atau self regulated learning, dalam belajar semakin nampak nyata dibutuhkan oleh seseorang,”papar dosen UPGRIS Aryo Andri Nugroho, dalam sidang terbuka ujian promosi doktor Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Surabaya, di kampus tersebut, kemarin.
Dalam disertasi berjudul Self Regulated Learning Mahasiswa Calon Guru Matematika Berdasarkan Perbedaan Gaya Belajar tersebut, secara lebih jauh dipaparkan, self regulated learning menjadi suatu proses konstruktif aktif yang dimiliki seseorang, untuk mencapai tujuan akademik melalui merencanakan, memonitor, mengontrol dan mengevaluasi dengan aspek kognisi, motivasi, perilaku dan konteks.
“Pemahaman tentang self regulated learning , akan meningkatkan keterampilan calon atau guru untuk lebih reflektif, karena hal tersebut menyediakan suatu tambahan pemahaman terhadap isu-isu tentang belajar dan mengajar. Khususnya yang muncul ketika guru berhadapan dengan tantangan , untuk mengaitkan pembelajarannya pada dunia nyata,”lanjutnya.
Selain itu, dengan kemampuan tersebut, seseorang dapat memahami lebih dalam tentang berpikirnya, mengembangkan strategi yang efektif, dan mempertahankan motivasi merupakan hal penting bagi calon guru atau guru. “Dalam mengajar, guru sering menjumpai masalah dan tantangan yang bersifat kompleks dan jarang langsung dapat diselesaikan. Oleh karena itu, kemampuan self regulated learning seorang calon guru atau guru matematika dalam menyelesaikan masalah, sangat diperlukan guna meningkatkan kemandirian belajar peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika,”tegasnya.
Aspek self regulated learning telah dikembangkan yaitu kognisi, motivasi, perilaku, dan koneks melalui tahap perencanaan, pemikiran dan aktivasi, selanjutnya tahap monitoring, tahap kontrol, dan tahap reaksi dan refleksi.
“Kebaruan hasil penelitian ini untuk memperluas aspek konteks, dimana pada aspek konteks melihat pada saat kondisi belajar program linier dan pada saat pemecahan masalah. Selain itu, penelitian ini fokus pada mahasiswa calon guru matematika, dengan melihat perbedaan gaya belajarnya yaitu visual, audio dan kinestetik. Harapannya, kelak setelah menjadi guru, mahasiswa calon guru matematika memperoleh informasi self regulated learning berdasarkan ketiga gaya belajar sebagai bahan pertimbangan strategi pembelajaran yang cocok untuk diterapkan,”pungkasnya. Rix