Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) berhasil mengimplementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), khususnya layanan bagi mahasiswa untuk memperoleh kesempatan belajar di luar program studi dan/atau perguruan tinggi. Program transfer kredit internasional ini diselenggarakan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di tahun 2021.
Melalui program transfer kredit internasional mahasiswa UPGRIS mendapatkan peningkatan hard skills dan soft skills, perluasan dan penguatan jejaring, serta pemahaman yang lebih baik tentang sosial budaya bangsa asing melalui interaksi dengan mahasiswa dan masyarakat di luar negeri.
Ada sepuluh mahasiswa UPGRIS yang berhasil memperoleh transfer kredit internasional tahun ini. Ketiga program studi yang berhasil meraih program tersebut Matematika, Pendidikan Guru Anak Usia Dini, dan Bahasa Inggris. Tipa tahun UPGRIS elalu mendapatkan transfer kredit internasional. Sehingga segala persiapan para mahasiswa sudah baik.
Mahasiswa pendidikan matematika, Maria Stehania Widodo, Ukima Nusuki, Siti Khumairoh. Pendidikan guru pendidikan anak usia dini, Dyah Meita Syatiti, Lumhatun Naimah, Vina Farihatun. Pendidikan bahasa Inggris Anisa Fajriati, Aprilia Ningsih, Endang Nadya Lestari, Erlita Defiyanti.
Wakil Rektor I Dr Sri Suciati menjelaskan bahwa program ini sudah dipersiapkan secara cermat. “Keberhasilan sepuluh mahasiwa dari tiga prodi Matematika, Bahasa Inggris, dan Pendidikan Guru Anak Usia Dini berkat komunikasi serta sumber daya manusia yang hebat. Pengalaman para mahasiswa nantinya bisa berbagi pada adik kelasnya. Sehingga, ada keberlanjutan untuk memperoleh program transfer kredit internasional.” Tutur Suci.
Lain halnya dengan rektor Dr Muhdi SH MHum yang mengapresiasi kesepuluh mahasiswa yang berhasil raih program transfer kredit internasional. “Keberhasilan civitas akademika tidak hanya dosen dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang tinggi. Akan tetapi, mahasiswa juga menjadi efek positif menjadi lebih semangat mengikuti program dari Mendikbudristek,” tutur Muhdi.