Pagi itu tak seperti biasanya. Dua dara muda itu harus sudah siap berpakaian rapi, atasan putih dengan rok hitam, serta jilbab putih. Dari Tembalang, Semarang, mereka menuju ke Jl.Dr.Cipto. Mereka akan mengikuti pembukaan orientasi di kampus.
Deviananda Anggreini dan Devananda Anggreini diterima di Pendidikan Ekonomi, Universitas PGRI Semarang. Keduanya saudara kembar, sama-sama lahir pada 10 Oktober 2002 dari orang tua Juwarno dam Sugiyati.
Mereka berboncengan motor ke kampus. Seperti hari-hari yang lalu dan sudah berulang kali, Deva berperan menjadi pengendara, dan Devi membonceng. “Devi nggak bisa naik motor biasa, bisanya matik,” ungkap Devi.
Sejak kecil hingga sekarang berstatus mahasiswa, Deva dan Devi memang selalu bersama dalam urusan pendidikan. “Sejak TK sampai kuliah penginnya sama-sama,” ujar Deva. Mereka memang merasa lebih baik sama-sama biar bisa saling bantu membantu.
“Sekarang pun kami minta ditempatkan di kelas yang sama, biar bisa berangkat sama-sama soalnya motor dari rumah 1, itu saja motor bapak yang kerja di kantor pos,” ungkap Deva. Mereka tak malu saat harus pakai motor bercat dan bertulisan khas kantor pos.
“Udah biasa, nggak apa-apa, nggak malu juga. Tapi kalau ketemu sesama motor atau mobil pos pasti disapa sama bapak pos,” kenang Deva yang hobi berenang dan berolahraga ini.
Deva dan Devi sudah berikhtiar ingin menjadi guru. “Kami punya kakak perempuan, dan dia menjadi guru. Saya sering diminta bantuan buat mengerjakan tugas-tugas dari sekolah. Jadi lama-lama saya ikut tertarik menjadi guru,” ungkap mereka berdua kompak.
Mereka mengaku sudah lama menyukai pelajaran Ekonomi. Begitu ada kesempatan berkuliah, mereka langsung sepakat mengambil Pendidikan Ekonomi di Universitas PGRI Semarang, jurusan yang sama diambil oleh kakak mereka yang kini sudah jadi guru.