Anak-anak berkebutuham khusus seperti autis memang memerlukan penanganan lebih dalam proses pembelajaran. Sama halnya dengan anak pada umumnya, anak autis juga memiliki hak untuk mengenyam pendidikan sebagai bagian dari perkembangan diri mereka.
Autisme adalah sebuah spektrum gangguan perkembangan saraf yang ditandai, antara lain, keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi, dan interaksi sosial. Hal tersebut menyebabkan anak penyandang autisme sering kali memerlukan perhatian khusus dalam pendidikan mereka.
Salah satu model pembelajaran yang bisa meningkatkan keterampilan sosial anak autis ialah Fun & Play. Keterangan ini didapat dari hasil pengamatan dan wawancara baik dengan guru maupun orangtua.
“Metode ini terbukti secara empirik maupun teoritik dapat meningkatkan kemampuan sosial anak Autis karena dalam proses pengembangannya sudah melaui tahapan berbagai pengujian,” ungkap Dr. Agung Prasetyo, S.Psi., M.Pd., dosen PG PAUD UPGRIS.
Pernyataan itu termasuk salam satu simpulan dalam desertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Fun & Play Untuk Meningkatkan Social Skill Anak Autis”, yang berhasil dipertahankan di Program Studi S3 Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, belum lama ini.
Menurut Agung, tujuan dari disertasinya ialah untuk mengetahui proses pembelajaran untuk anak Autis yang sudah ada. Kedua, untuk mengetahui pengembangan model pembelajaran Fun & Play dalam meningkatkan kemampuan sosial anak Autis. Selain itu juga untuk mengetahui keefektifan Model Pembelajaran Fun & Play dalam meningkatkan kemampuan sosial anak Autis.
Proses pembelajaran Fun & Play berperan dalam mengoptimalkan atau lebih memperdayakan mereka harus sesuai dengan karakteristik anak, yaitu dengan pendekatan belajar atau belajar dengan suasana yang menyenangkan atau gembira sambil bermain.
Hasil studi pendahuluan penelitian itu kemudian Agung tuangkan dalam journal Psychosocial Rehabilitation (terindeks scopus Q4) dengan judul “Student’s Social-Emotional Integration: Teachers’ Attitude Towards Successful Of Inclusive Education”. Dalam ujian desertasi tersebut, Agung dipromotori oleh Prof. Dr. Sunardi, M.Sc., dengan dibantu Ko-Promotor: Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.., Prof. Dr. Asrowi, M.Pd.