Maraknya wabah virus korona yang berkembang membuat masyarakat melakukan karantina mandiri. Sebab, salah satunya upaya yang diinstruksikan pemerintah yakni tetap berada di rumah, cuci tangan dengan sabun, menggunakan masker jika keluar rumah, dan anjuran tidak mudik. Hal ini membuat beberapa mahasiswa Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) masih berada di tempat kos, asrama, atau kontrakan.
Hal ini mendapat respon cepat dari pimpinan dengan membentuk satuan tugas (satgas) pencegahan virus korona (PVK) Covid-19 UPGRIS. Arisul Ulumuddin MPd ditunjuk menjadi ketua pelaksana satgas tersebut. Tugas satgas ini membantu tugas pemerintah untuk meminimalisir penyebaran virus korona serta perlindungan khususnya bagi mahasiswa UPGRIS yang tidak mudik.
Arisul Ulumuddin MPd menyampaikan tugas satgas pencegahan virus korona UPGRIS diantaranya mengkampanyekan pencegahan penyebaran virus korona. Menghimpun donasi untuk pembelian APD,masker, produksi hand satitizer untuk warga, serta pembelian sembako. “Kami diberi tugas pimpinan untuk membantu juga para mahasiswa UPGRIS yang masih berada di Kos,asrama, serta kontrakan yang berasal dari luar pulau Jawa. Setelah tim mendata ada 60 mahasiswa yang masih berada di kota Semarang. Ada yang dari Papua, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, serta Jawa Barat. Kami akan memberi kebutuhan pokok mereka selama wabah korona berakhir,”tutur Arisul.
Rabu (8/4) tim satgas yang dipimpin Anas Mukorobin SPd mulai membagikan 60 paket sembako ke tempat kos, asrama,atau kontrakan mahasiswa yang terdampak.
Pembagian sembako ini guna meringankan kebutuhan hidup selama musibah virus korona.
Agar selama wabah virus korona kebutuhan mahasiswa terpenuhi. Sembako yang dibagikan berupa beras, susu, gula, minyak goreng, telur, kopi, teh, serta mie instan.
Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum menuturkan tugas satgas yang dibentuk untuk membantu pemerintah dalam penanganan pencegahan virus korona. Kami juga membantu tenaga medis dalam penyediaan APD, masker, serta pemberian hand sanitizer. “Prioritas satgas ini juga mendata jumlah mahasiswa yang masih berada di semarang khususnya mahasiswa dari zona merah atau luar pulau Jawa. Selain mendata tim satgas juga diminta untuk memberikan sembako bagi kebutuhan mahasiswa yang terdampak. Semoga semua orang tua tidak khawatir serta panik pada anaknya yang masih berada di Semarang,” imbuh Muhdi.
Tim satgas pencegahan virus korona upgris terus berupaya untuk membantu keluarga besar civitas akademika dalam mengurangi penyebaran virus korona. Penyemprotan desinfektan di rumah dosen atau karyawan upgris serta kos mahasiswa.
Marius Warkuta mahasiswa program studi pendidikan bahasa Indonesia asal Papua bangga dan terima kasih atas bantuan dari kampus UPGRIS dengan pemberian sembako kepada kami. Sebab, kebutuhan kami selama wabah ini membuat orang tua kami khawatir. Tapi, dengan adanya program kampus ini, kami sangat terbantu dan orang tua tidak panik.
Selain itu, tim satgas juga membuat hand sanitizer dari bahan alami seperti lidah buaya serta kulit kacang. Hand sanitizer ini berbeda dengan produk lain sebab, selain berbahan dasar alami juga sudah mendapat izin dari Balai Laboratorium Kesehatan dan alat pengujian kesehatan Provinsi Jawa Tengah.