Keyakinan dan pedagogical content knowledge (PCK),mempengaruhi praktik pembelajaran dikelas. Hal tersebut disampaikan dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Muhtarom, dalam desertasi berjudul ‘Profil Keyakinan dn Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Matematika Ditinjau dari Adversity Quotien’, dalam ujian promosi doktor Program Studi S3 Pendidikan Matematika, Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.
“Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil keyakinan dan PCK mahasiswa calon guru matematika, ditinjau dari adversity quotient (AQ). Komponen keyakinan yang diteliti meliputi keyakinan tentang matematika, keyakinan tentang mengajar matematika, dan keyakinan tentang belajar matematika. Sedangkan komponen PCK yang diteliti meliputi knowledge of subject matter (KSM), knowledge of students (KS), dan knowledge of pedagogy (KP),”paparnya, saat ditemui di kampus I Sidodadi Semarang, Rabu (13/3).
Dipaparkan, subjek penelitian sebanyak tiga mahasiswa calon guru matematika yang memiliki AQ climber, AQ camper, dan AQ quitter. Subjek penelitian dipilih dengan pertimbangan kemampuan komunikasinya baik secara lisan maupun tulisan, memiliki pengalaman praktik pembelajaran matematika di sekolah, berjenis kelamin perempuan, dan kemampuan akademiknya merata.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga mahasiswa calon guru matematika climber, camper, dan quitter ini, memiliki keyakinan yang berbeda. Mahasiswa calon guru climber meyakini bahwa matematika adalah sebagai cabang ilmu yang dinamis. Pendekatan yang layak digunakan adalah berpusat pada siswa. Pembelajaran dimulai melalui pemberian masalah konstekstual, membantu siswa berdiskusi dan menemukan solusi masalah, kemudian mempresentasikannya,”lanjutnya.
Mahasiswa calon guru matematika camper meyakini, siswa harus menguasai konsep yang diajarkan guru dan keterampilan menghitung untuk menyelesaikan soal matematika. Sedangkan mahasiswa calon guru quitter meyakini bahwa matematika sebagai alat yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika.
“Hasil penelitian terhadap ketiga mahasiswa calon guru matematika menunjukkan bahwa pengetahuan KSM, dan KS mendukung dalam knowledge of pedagogy (KP) dan selanjutnya diimplementasikan dalam praktik pembelajaran, tetapi hal tersebut tidak cukup untuk menjelaskan perbedaan antara ketiga mahasiswa calon guru matematika tersebut,”tambahnya.
Ditandaskan, ketiga mahasiswa calon guru matematika memiliki pengetahuan yang sama, tetapi berbeda dalam langkah kegiatan pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran yang mengintegrasikan nilai sikap, peran guru dalam pembelajaran, dan pemilihan contoh soal dan soal latihan.
“Perbedaan dalam praktik pembelajaran ini sejalan dengan perbedaan keyakinan ketiga mahasiswa calon guru matematika climber, camper, dan quitter. Praktik pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa calon guru ini, mencerminkan apa yang diyakininya,”pungkasnya, dalam disertasi dibawah bimbingan promotor Prof Dr Dwi Juniati MSi, dan Ko Promotor Dr Tatag Yuli Eko Siswono MPd tersebut.