Musibah bencana saat ini sedang banyak melanda bangsa Indonesia. Ada banyak hal yang patut menjadi peringatan dini bagi masyarakat. Banjir, tanah longsor, erupsi, rob, serta gempa merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kadang perlu ada upaya bagaimana membuat sebuah sistem peringatan dini agar tidak menimbulkan korban.
Edukasi kebencaan sat ini perlu digalakan oleh pemerintah. Agar masyarakat tahu bagaimana menghadapi bencana dengan bijak. Seperti yang dilakukan oleh para mahasiswa magister pendidikan dasar Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) baru-baru ini hadir di masyarakat pasirsari Pekalongan. Banjir rob yang melanda kota Pekalongan saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Bahkan banjir saat ini intensitasnya lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Beberapa mahasiswa hadir untuk membantu kegiatan trauma healing.
Dosen magister pendidikan dasar UPGRIS serta kepala pusat pendidikan dan humaniora LPPM UPGRIS Dr Iin Purnamasari MPd menyampaikan kegiatan trauma healing pada masyarakat Pasirsari merupakan proses penyembuhan setelah trauma banjir rob yang dilakukan agar seseorang bisa terus melanjutkan hidup tanpa bayang-bayang kejadian tersebut. “Hal ini kerap kali terjadi pada anak-anak serta remaja, akibat pengalaman traumatis tertentu. Banyak anak kecil yang terdampak dari banjir rob, sehingga aktivitas bermain serta belajar menjadi terganggu. Kami sebagai akademisi serta masyarakat sudah saatnya hadir di tengah masyarakat Pasirsari Pekalongan untuk sedikit membantu beban masyarakat. Bermain, bernyanyi serta mengedukasi bagaimana jika ada banjir merupakan materi yang diberikan kepada anak-anak. Semoga banner rob ini menjadi peringtana kepada kita agar tetap selalu menjadi ekosistem lingkungan dengan baik,” ungkap Iin.
UPGRIS terus membangun kelompok mahasiswa peduli bencana. Seperti saat ini sudah sekitar puluhan kelompok yang sudah terbentuk sehingga dapat membantu masyarakat yang terdampak bencana.