UPT Perpustakaan Gelar Webinar, Kupas Pentingnya Etika dalam Pemanfaatan AI

Kemajuan teknologi tidak bisa dihindari, tetapi bisa disikapi secara bijak dan kritis. Salah satunya dengan naiknya tren penggunaan akal imitasi (artificial intelligence/AI), termasuk dalam hal ini di kalanmgan akademik.

Bagi kalangan mahasiswa dan akademisi, penggunaan AI tidak serta merta harus diterima secara mentah-mentah. Ada berbagai kelemahan jika AI dimanfaatkan secara sembarangan.

“AI memiliki beberpa kelemahan, terutama kalau kita tidak cermat. Di antaranya  terkait sumber yang tidak otentik atau tidak dapat dipercaya. Juga data yang tidak akurat. Dan lebih parah lagi hilangnya keahlian manusia karena terlalu bergantung pada AI.”

Hal itu disampaikan oleh Dr. Johan Jang, Strategic Engagement Manager Elsevier, dalam acara Webinar Series #6, 21 Oktober 2025 silam. Acara diselenggarakan oleh UPT Perpustakaan Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang (UPGRIS).

Johan menambahkan, kelemahan tersebut masih bisa ditambah dengan persoalan etika dan penguasaan konteks yang seringkali bias. Seringkali hasil yang ditampilkan oleh AI tidak menampilkan sumber terpercaya, karena masih berbasis data yang ditampung google.

“Masalah lainnya ialah masalah etika dalam penggunaan AI. Terutama terkait etika pengutipan, pencantuman sumber, serta pemahaman konteks yang terbatas. Untuk itu, untuk menggunakan AI dalam ranah akademik, etika dalam pemanfaatan AI harus dijunjung tinggi,” terangnya.

Johan menekankan, meski begitu bukan berarti AI harus dihindari. “AI akan berkembang terus, dan sains juga terus berkembang. Jika kita menjunjung tinggi etika, menggunakan secara etis, sehingga AI justru akan sangat membantu.” Artinya, tetap harus mencari sumber rujukan yang valid, serta melakukan pembacaan secara konteks yang sesuai dengan topik yang diperlukan.

Pada kesempatan yang sama, Dr. Sukma Nur Ardini, M.Hum, Head of Language Certification Division, UPT LSP, menekankan bahwa webinar ini adalah bagian dari upaya dalam relevansi di era digital.

“UPT kerja sama memasuki tahun ke-3. Hal ini sangat membantu mahasiswa dan dosen untuk mengakses jurnal penelitian, serta memperkuat perpustakaan sebagai Pusat Literasi digital di UPGRIS,” terangnya.