Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi (YPLPPT) PGRI Semarang mengadakan Pagelaran Wayang Kulit dalam Rangka Peresmian Logo Sengkalan dan Pembukaan Refleksi Kemis Kliwonan.
Wayang kulit dengan tiga dalang sekaligus, yaitu Ki Bambang Sulanjari dari UPGRIS, Ki Kristianto (Dinas Pariwisata) dan Ki Sayuti Anggoro (UNNES) dengan lakon Sokalima: Padepokan Darah Bharata, pada hari Rabu, 11 November 2015. Mulai pukul 19.00-01.00, di gedung Balairung Universitas PGRI Semarang.
Logo Sengkalan merupakan penanda berdirinya Universitas PGRI Semarang dan pembangunan Balairung yang selaras dengan visi misi Universitas.
Peresmian tersebut dimaksudkan sebagai upaya sosialisasi atas makna yang terkandung dalam kalimat sengkalan baik makna eksplisit maupun makna implisit. Pemahaman kedua makna ini diharapkan menjadi bagian dari komitmen total setiap individu yang mengabdi di kampus ini.
Sengkalan berisi semboyan Manunggaling Pujangga Marganing Mulyayang ditempatkan pada sisi kiri dan kanan pintu utama Gedung Pusat Lantai II, secara eksplisit menunjukan angka tahun 1981 yaitu berdirinya cikal bakal UPGRIS.
Sedangkan sengkalan Cinatur Manunggal Angluhuraken Panembahai yang ditempatkan di sisi kiri bagian depan Balairung menunjukan angka 2014 tahun pembangunan balairung.
Mempublikasikan penanda berdirinya cikal bakal UPGRIS dan pembangunan Balairung sekaligus pesan moral yang secar implisit terkandung dalam kedua sengkalan.
Acara tersebut juga menjadi peresmian dimulainya sarasehan bulanan setiap hari kelahiran cikal bakal UPGRIS, yaitu kemis kliwon. Sarasehan bulanan ini akan membahas topik-topik yang berkaitan dengan nilai keutamaan manusia dan pembangunan karakter bangsa melalui renungan, evaluasi kajian untuk mendukung visi misi dan dharma keempat UPGRIS: The Meaning University.
Sedangkan wayang tersebut berkisah tentang Persaiangan antara Pandawa dan Korawa dalam menempuh ujian di Sokalima, sebuah tempat yang tepat untuk mengasah ketajaman fisik dan nalar.