Cara Remaja Mencari Solusi Persoalan yang Dihadapi
Remaja merasa bahwa orang dewasa tidak dapat memahami mereka dan meyakini bahwa hanya sesama merekalah, remaja dapat saling memahami. Keterbukaan dan perasaan senasib di antara mereka ini, dapat menjadi peluang bagi upaya memfasilitasi perkembangan remaja. Pada sisi lain, beberapa karakteristik psikologis remaja seperti emosional dan labil, menjadi tantangan bagi efektivitas layanan konseling teman sebaya.
ai???Ada satu hal yang harus diingat, bahwa konselor sebaya bukan pemberi solusi, namun membantu remaja atau mahasiswa atau klien, dalam menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang mereka hadapi,ai??? papar dosen sekaligus anggota Lembaga Pusat Studi Kependudukan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Dr Dini Rakhmawati MPd, dalam diskusi dan pelatihan Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (Pikma) Edukasia UPGRIS di Balairung Kampus I Sidodadi Semarang, Senin (18/12).
Ada beragam konseling yang bisa dilakukan, termasuk dalam bidang kesehatan reproduksi. Dalam kesempatan tersebut, peserta yang terdiri dari perwakilan dari masing-masing fakultas diajari tentang bagaimana pemahaman hingga tahapan konseling di bidang tersebut.ai???Kenyamanan klien sangat penting, sehingga ada teknik-teknik tertentu yang digunakan. Bagaimana kita membuka percakapan, menggali masalah hingga mendorong agar klien tersebut, dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi,ai??? lanjutnya.
Dini memaparkan, sebagai konseling diharuskan untuk menghindari memberi nasihat. ai???Jangan ada kata-kata ai???menurut sayaai??i??, itu perlu dihindari karena kita mengajak mereka untuk bisa memutuskan masalah tersebut sendiri, dengan menetapkan dan memberikan dukungan. Keputusan utama ada di tangan klien,dalam hal ini remaja dan mahasiswa,ai??? tandasnya.Ai??Selain Dini, juga hadir dua pembicara lainnya yakni Dias Andreas Susanto SPd MPd,yang membawakan materi tentang pembangunan berwawasan kependudukan. Berisikan mengenai pemahaman pengaruh ledakan penduduk dan solusinya, serta pentingnya pendidikan kependudukan bagi mahasiswa. Sedangkan, Agus Setyawan membawakan materi tentang pentingnya berorganisasi bagi mahasiswa.
Kepala Pusat KependudukanAi??Perempuan dan Perlindungan AnakAi??LPPMAi??UPGRIS Dr Arri Handayani SPsi MSi, menambahkan konseling sebaya tersebut dipandang penting, untuk itu pihaknya kembali menghadirkan Pikma Edukasia di UPGRIS.Ai??ai???Para peserta kegiatan ini, akan kita dorong jadi pioner, tentang generasi berencana (Genre) dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga, sekaligus menjadi konselor sebaya. Nantinya teman-teman mahasiswa yang ingin berbagi cerita, ingin mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi bisa datang dan berdiskusi dengan para konselor ini,ai??? terangnya.Harapannya, permasalahan yang dihadapi bisa mereka selesaikan dengan baik. ai???Jika tidak ada konselor sebaya ini, bisa saja mereka yang bermasalah justru datang ke tempat yang salah. Sehingga justru persoalan mereka semakin bertambah dan berlarut-larut,ai??? tandasnya.Ai??Secara garis besar, persoalan yang sering dihadapi para remaja atau mahasiswa yakni mengenai diri mereka sendiri. Kondisi yang labil dan tidak mengenal diri sendiri, akan berbahaya. Permasalahan lainnya dengan orang tua, hubungan dengan teman sebaya,persoalan lingkungan, sekolah atau kampus hingga ketertarikan pada lawan jenis.